Semua staff kampanye dari calon presiden Partai Demokrat AS Joe Biden diharuskan menghapus aplikasi TikTok pada ponsel pribadi dan kantor demi keamanan kata seorang pejabat kampanye yang dilansir detiKINET dari The Verge.
Seperti diketahui TikTok telah ketahuan dapat mengintip clipboard pengguna iOS, clipboard di smartphone sendiri kerap berisi informasi yang penting seperti password, nomor kartu kredit, alamat rumah, dan hal personal lainnya. Jadi, penggunaan clipboard bisa sangat berisiko.
Tak heran jika beberapa politisi di AS sangat waspada terhadap aplikasi TikTok mengingat pengembang dari aplikasi berasal dari perusahaan internet China Bytedance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan dari Biden ini bukanlah yang pertama dalam pelarangan dan hapus TikTok. Sejumlah lembaga juga udah memerintahkan hal serupa. Mulai dari Departemen Keamanan Negara dan Tanah Air AS, Angkatan Darat AS, dan Angkatan Laut AS telah melarang TikTok pada perangkat yang dikeluarkan pemerintah, dan komite nasional Demokrat dan Republik memperingatkan untuk tidak menggunakan aplikasi ini.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo mengatakan bahwa pemerintah AS sedang mempertimbangkan larang aplikasi media sosial. Pada 15 Juli, kepala staf Presiden Donald Trump, Mark Meadows, mengatakan bahwa pembatasan terhadap aplikasi bisa datang dalam minggu, bukan bulan.
Tak hanya negara AS yang waspada dan curiga dengan keberadaan aplikasi TikTok. Tapi juga India yang sudah melarang aplikasi tersebut termasuk WeChat pada 29 Juni kemarin.
Lalu juga bank konvensional AS Wells Fargo juga telah melarang para karyawannya menggunakan TikTok di perangkat perusahaan.
Meski demikian TikTok dengan tegas tidak pernah mengumpulkan data ataupun memberikan data pengguna ke pemerintahan China.
"Kami tidak pernah memberikan data pengguna kepada pemerintah Tiongkok, kami juga tidak akan melakukannya jika diminta," kata juru bicara perusahaan TIkTok kepada The Verge.
(jsn/fay)