Terlepas dari dampak positif bermain game, kenyataannya ada saja pengaruh buruk yang diberikan. Lantas, apa itu? Berikut fakta terkait kecanduan game.
Mengisi waktu luang dengan bermain game, memang menjadi alternatif paling tepat bagi sebagian orang di era digital saat ini. Terlebih perkembangan industrinya sendiri sangat pesat, yang secara perlahan menggeser penilaian jelek menuju arah lebih baik.
Kendati begitu, sebagai seorang penikmat, gamer juga harus mengetahui beberapa hal terkait kecanduan game. Para orangtua juga harus tahu soal potensi masalah kecanduan game yang bisa terkena pada anak-anaknya. Berikut faktanya, seperti dihimpun detikINET dari berbagai sumber, Selasa (28/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
9 Fakta Kecanduan Game:
- Pada tahun 2018, WHO secara resmi mengatakan, bahwa kecanduan game adalah bentuk penyakit atau masalah kesehatan.
- Menurut data, ada 2,81 miliar orang yang bermain game selama tahun 2021.
- Ilmuwan mengatakan 1 dari 25 orang, mengalami kecanduan game.
- Ditinjau secara sistematis, terungkap 3 - 4% gamer di seluruh dunia kecanduan game. Di mana artinya ada lebih dari 60 juta orang yang mengalaminya.
- Bermain game membuat otak mengeluarkan dopamine. Ini membuat kamu ingin main dan main lagi.
- Bermain game memberikan perasaan yang sama, seperti ketika orang bermain judi.
- Gejala kecanduan game adalah kehilangan minat untuk kehidupan sosial, merasa gelisah atau terganggu kalau tidak bisa bermain game, berbohong kepada teman dan keluarga tentang berapa lama bermain game.
- Rata-rata gamer berusia 25-34 tahun, adalah yang paling berisiko mengalami kecanduan game.
- Social Simulation menjadi genre yang paling membuat pemain kecanduan. Posisi kedua ada Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) dan ketiga Sports.
Itu dia sembilan fakta mengenai kecanduan game. Bila di antara detikers atau keluarga masuk dalam penjelasan itu, harus segera ditangani, agar tidak memberikan efek lebih buruk. Para orangtua juga harapannya dengan mengetahui 9 fakta ini juga bisa melakukan antisipasi.
Seperti yang sudah dipaparkan di atas, bahwa bermain game sendiri memiliki dampak positif. Ekosistem esports, mampu merubah penilaian bermain game menjadi lebih baik.
Hal ini terbukti, dari banyaknya lapangan kerja yang telah tercipta karena esports. Mulai dari menjadi atlet, pelatih, manajer, caster dan lain sebagainya. Bahkan, esports sudah memberikan medali emas untuk Indonesia dalam ajang SEA Games 2021 di Vietnam.
Bermain game punya dampak positif. Namun, jika berlebihan akan ada dampak negatifnya. Dari 9 fakta kecanduan game, solusi yang bisa dicoba adalah manajemen waktu untuk kapan bermain game, pola komunikasi, dan pemilihan jenis game. Harapannya ini bisa jadi langkah para orangtua untuk mencegah kecanduan game pada anak.
(hps/fay)