Dalam tersebut terungkap bahwa adegan dewasa tak hanya soal memeluk atau bercium dengan lawan jenis, tetapi sudah menjurus seperti gerakan hubungan intim dari dua karakter.
"Kementerian Kominfo saat ini tengah mendalami informasi terkait dugaan konten yang melanggar peraturan perundang-undangan pada platform game Sakura," ujar Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, Sabtu (15/1/2022).
Lebih lanjut, Kominfo meminta para penyelenggara platform elektronik untuk lebih sungguh-sungguh dalam memoderasi konten di dalam platformnya agar tidak memuat dan memfasilitasi distribusi konten yang melanggar ketentuan yang berlaku.
"Pelanggaran terhadap kewajiban yang ada akan kami proses sesuai koridor hukum yang ada," tegas Kominfo seperti disampaikan Dedy.
Diberitakan sebelumnya, Youtuber San Gaming yang mengungkap hal tersebut. Dia pun membagikan pengalaman pribadinya dalam melakoni semua aktivitas tersebut.
Di dalam sebuah kamar, sang pemain mulai memperagakan posisi yang sesuai dengan adegan seks pada umumnya.
Melalui fitur yang ditawarkan pengembang Sakura School Simulator, San mulai mengatur sedemikian rupa, agar terlihat seperti hubungan badan. Dimulai dengan sebuah ciuman, kemudian dilanjut pelukan hingga berakhir kedua karakter pria dan wanita itu tidur di ranjang.
Hanya saja, berdasarkan pengalaman detikINET mencobanya, untuk bisa melakukan adegan ciuman harus memiliki status sebagai pacar. Jika baru sekedar teman saja, maka secara otomatis akan ditolak oleh lawan bicara.
Hal mengkhawatirkannya, Sakura School Simulator juga dapat diakses oleh anak-anak. Meskipun batas usia yang direkomendasikan 18+ di Google Play Store dan 12+ di App Store, si kecil masih tetap bisa menikmatinya. Belum lagi jika handphone yang digunakan untuk meng-install milik orang tua.
Sakura School Simulator dan juga Roblox menjadi sorotan para orangtua belakangan ini. Hal ini karena ada sisipan adegan dewasa di dalam game tersebut.
(agt/fay)