Putrinya Ketagihan Top Up Genshin Impact, Pria Ini Dapat Tagihan Rp 211 Juta
Hide Ads

Putrinya Ketagihan Top Up Genshin Impact, Pria Ini Dapat Tagihan Rp 211 Juta

Virgina Maulita Putri - detikInet
Rabu, 05 Jan 2022 07:13 WIB
Genshin Impact Versi PS5 Resmi Merapat Pada 28 April 2021
Putrinya Ketagihan Top Up Genshin Impact, Pria Ini Dapat Tagihan Rp 211 Juta Foto: (blog.playstation)
Jakarta -

Main game gacha seperti Genshin Impact memang bisa membahayakan dompet kalau tidak bisa mengontrol diri. Seperti kasus di Singapura, di mana seorang ayah menerima tagihan kartu kredit ratusan juta rupiah karena putrinya ketagihan top up Genshin Impact.

Pria bernama Lim Cheng Mong itu mengatakan ia sempat kaget saat dikabari oleh banknya bahwa ada tagihan utang sebesar 20.000 dolar Singapura (Rp 211 juta) yang belum dibayar dari 89 transaksi yang tidak dikenal.

"Awalnya saya berpikir saya kena tipu, tapi perusahaan kartu kredit mengatakan bahwa ini semua adalah transaksi yang sah dan tidak ada yang bisa mereka lakukan," kata Lim kepada The Strait Times, seperti dikutip dari The Star, Rabu (5/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah ditelusuri, tagihan itu ternyata berasal dari akun e-wallet Grab milik putrinya yang berusia 18 tahun. Lim memang menghubungkan kartu kreditnya ke akun Grab tersebut untuk membayar biaya transportasi anaknya.

Tanpa sepengetahuannya, putri Lim menghubungkan akun dompet digitalnya ke Genshin Impact. Ia kemudian menggunakan akun itu untuk top up Genshin Impact dari Agustus sampai Oktober 2021.

ADVERTISEMENT

Dalam kasus Lim, putrinya membayar top up tersebut lewat Apple App Store dan Coda Payments, platform transaksi pembayaran online. Sekali top up, putrinya bisa membeli item dengan nilai hingga 300 dolar Singapura.

"Saya menegurnya dan mengatakan itu uang yang sangat banyak -- setara dengan uang sekolah satu tahun jika dia kuliah di universitas luar negeri," kata Lim.

"Uang dalam jumlah besar dihabiskan dalam sekejap mata," sambungnya.

Lim mengatakan saat ini ia berhasil mengklaim refund senilai 10.000 dolar Singapura dari perusahaan penerbit kartu kreditnya. Ia kemudian mengingatkan putranya yang juga gamer tentang bahaya jajan online dan menegaskan kalau ia tidak akan membayar layanan game apapun.

Lim berharap perusahaan dan otoritas akan meninjau ulang aturan soal transaksi online, terutama yang melibatkan anak-anak.

"Kami sebagai orang tua tidak memiliki kontrol apa-apa. Ini adalah bencana yang menunggu untuk terjadi dan saya ingin memastikan agar lebih banyak orang tua menyadarinya," pungkasnya.




(vmp/afr)