CEO Raksasa Game Minta Maaf Terkait Gugatan Pelecehan Seks
Hide Ads

CEO Raksasa Game Minta Maaf Terkait Gugatan Pelecehan Seks

Panji Saputro - detikInet
Jumat, 30 Jul 2021 09:15 WIB
Investor Klaim Gaji CEO Activision Blizzard Terlalu Besar
CEO Activision Blizzard Meminta Maaf Terkait Gugatan Pelecehan Seksual (Foto: pcgamesn.com)
Jakarta -

CEO Activision Blizzard, Bobby Kotick, mengirimkan surat permohonan maaf kepada karyawannya, terkait diskriminasi berbasis gender, pelecehan seksual dan masalah lainnya.

Kotick juga mengakui bahwa pihak perasaan awalnya pura-pura tidak mendengar. Saat ini, sangat penting untuk menyatukan perspektif dan menghormati perasaan korban yang telah diperlakukan dengan tidak pantas.

"Saya minta maaf karena kami tidak memberikan empati dan pengertian yang tepat," tulis Kotick, seperti dilansir detikINET dari Polygon, Jumat (30/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjanjikan tindakan cepat dan perubahan yang baik dalam jangka panjang, di Activision Blizzard. Ini dimulai dengan peninjauan kebijakan, prosedur perusahaan dan mengedepankan suasana tempat kerja yang saling menghormati dan inklusif.

Kotick juga menjanjikan perubahan aturan pada saat merekrut karyawan, lalu melakukan peninjauan manajer dan mengubah konten tidak pantas di dalam game. Tim pengembang World of Warcraft (WOW) pun berjanji, menghapus konten tersebut dari Multiplayer Massive Online (MMO).

ADVERTISEMENT

Itu termasuk karakter dan item dalam WOW yang diberi nama Alex Afrasiabi, di mana ia merupakan sosok penting yang mengerjakan game di Blizzard, mulai dari tahun 2004 hingga 2020.

Afrasiabi dituding sebagai pelaku pelecehan berantai dalam gugatan yang diajukan oleh Department of Fair Employment and Housing (DFEH). Dirinya pun telah dipecat pada tahun 2020, setelah penyelidikan internal perusahaan.

Seperti yang dikabarkan sebelumnya, DFEH telah memberikan gugatan kepada Blizzard Entertainment dan pemiliknya Activision Blizzard, terkait budaya buruk yang terjadi dan diskriminasi berbasis gender.

Disebutkan bahwa karyawan pria akan bermain video game selama bekerja, lalu terlibat olok-olokan tentang hubungan seksual. Mereka pun berbicara terbuka, tentang tubuh wanita dan membuat banyak lelucon tentang pemerkosaan.

Lebih parahnya, wanita menjadi sasaran dari rangkaian gombalan dan komentar seksual. Termasuk meraba-raba dan bentuk pelecehan lainnya.




(hps/fyk)