Polemik Dewa Kipas, Chess.com Ungkap Sistem Deteksi Kecurangan
Hide Ads

Polemik Dewa Kipas, Chess.com Ungkap Sistem Deteksi Kecurangan

Panji Saputro - detikInet
Selasa, 16 Mar 2021 19:46 WIB
Dadang Subur Alias Dewa_Kipas Jago Catur Chess.com mengalahkan master catur GothamChess
Chess.com Telah Membuat Sistem Deteksi Kecurangan (Foto: detikcom)
Jakarta -

Akun Dadang Subur, Dewa Kipas, mendapatkan hukuman blokir dari Chess.com setelah dianggap melakukan kecurangan. Melalui sistem yang dibuat, tim Fair Play mereka membuat keputusan pelarangan bagi sejumlah akun.

Nama Dadang Subur mendadak viral dan menjadi perbincangan warga internet khususnya yang menggeluti dunia catur. Sebelumnya, Dadang sebagai pemilik akun Dewa Kipas mendapatkan hukuman blokir setelah berhasil mengalahkan master catur internasional, Levy Rozman dengan nickname GothamChess di adu catur online.

Polemik Dewa Kipas di dunia maya, menimbulkan pro dan kontra yang hingga saat ini masih terjadi. Menurut Chess.com di Twitter, keputusan memblokir akun Dewa Kipas bukan karena pelaporan sejumlah komunitas, penggemar atau GothamChess. Hal ini berdasarkan ulasan yang dilakukan oleh tim Fair Play secara cermat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilihat detikINET dari situs resmi Chess.com, Selasa (16/3/2021) mereka secara khusus membahas tindakan terhadap aksi kecurangan saat bermain catur online. Chess.com memproyeksikan menutup lebih dari 500.000 akun hingga Februari 2021, yang 400 di antaranya ialah pemain catur yang sudah punya gelar. Dari cheater yang mereka deteksi hingga saat ini sudah tercatat 46 pemain (12,6%) adalah Grandmaster, 8 pemain (17,4%) punya peringkat ELO 2600+, 80 pemain (22%) adalah master internasional dan 118 pemain (32,4%) adalah FIDE Master.

Bagaimana Sistem Deteksi Kecurangan di Chess.com?Bagaimana Sistem Deteksi Kecurangan di Chess.com? Foto: (chess.com)

Chess.com memastikan bahwa sebagian besar penutupan akun (sekitar 72,6%) telah selesai tanpa memerlukan bantuan manusia untuk melakukan tinjauan terlebih dahulu. Karena, hal tersebut membutuhkan waktu lebih lama untuk menutup akun secara transparan.

ADVERTISEMENT

Mereka pun telah membuat sebuah sistem untuk mendeteksi kasus yang mencurigakan di laga catur online. Ada banyak algoritma yang dipergunakan untuk mendeteksi kecurangan, namun algoritma ini sengaja dirahasiakan.

"Kami telah membuat sistem yang mendeteksi kasus mencurigakan berdasarkan sejumlah faktor dan menutup akun tersebut dengan menafsirkan apa yang dikatakan oleh sistem kami. Tetapi kami tidak bisa menjelaskan lebih detail, karena para cheater juga membaca ini," tulis mereka, dilansir detikINET dari Chess.com.

Untuk menjaga integritas permainan, mereka berdedikasi dengan menginvestasikan ratusan ribu dolar dalam memerangi kecurangan setiap tahun. Jumlah tersebut termasuk enam analis, lima anggota tim teknologi, dua grandmaster dan tiga master internasional yang membantu konfirmasi dan peninjauan pada sistem yang telah dibuat.

Chess.com sering kali mendapatkan laporan dari pemain terkait skor akurasi yang sangat baik dalam suatu permainan. Tetapi skor akurasi yang diberikan bukan bagian dari deteksi cheat mereka, hanya sebatas indikasi awal. Pihaknya pun tidak boleh langsung menganggap sebagai bukti kecurangan yang dapat memberatkan salah satu pihak.

"Kami jamin jika ada pemula yang memiliki akurasi 99% ketika melawan grandmaster, kami sudah pasti curiga. Namun secara umum, akurasi bukan bukti pemain tersebut curang," tulis Chess.com.

Sebelumnya dalam diskusi virtual yang diadakan Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) pada Jumat (12/3), telah dibahas anomali pada permainan Dewa Kipas. Pengamat catur dan pakar IT, Heri Darmanto mengatakan ada perubahan grafik permainan Dewa Kipas yang tadinya normal naik turun, menjadi selalu di puncak sejak 22 Februari sampai akhirnya di-banned. Akurasi Dewa Kipas sejak 22 Februari selalu di atas 90%, yang dinilai para member Chess.com sebagai indikasi kecurangan.

Menurut Danny Rensch, Chief Operating Officer (COO) Chess.com, sekaligus Master Catur Internasional, bahwa kasus Dewa Kipas merupakan mutlak sebuah kecurangan. "Kasus Dewa Kipas adalah mutlak sebuah kecurangan," ujarnya seperti dilansir detikINET dari Wired.com, Selasa (16/3).

Ketika dikonfirmasi detikINET, Ali Akbar sebagai putra Dewa Kipas yang nama aslinya Dadang Subur, membantah ayahnya berbuat curang. Ayahnya adalah pemain catur sejak muda.




(hps/fay)