Popularitas Among Us belakangan ini memang mendunia. Tapi, di China, game paling laris saat ini adalah kloningan Among Us yang bernama Werewolf Among Us.
Berdasarkan data dari perusahaan analisis Qimai Data, Werewolf Among Us memuncaki peringkat game gratis di Apple App Store pada Senin lalu setelah diunduh 116 ribu kali dalam sehari, seperti dikutip detikINET dari South China Morning Post, Sabtu (7/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Game ini dikembangkan oleh perusahaan baru bernama Shenzhen Youliang Technology dan baru diluncurkan di China pada 28 Oktober yang lalu. Meski baru diluncurkan beberapa minggu, Werewolf Among Us secara total telah diunduh 478 ribu kali.
Werewolf Among Us berhasil mengalahkan game buatan studio besar seperti Honour of Kings, yang diunduh 112 ribu kali di hari yang sama dan Peacekeeper Elite yang diunduh 111 ribu kali sebuah game besutan Tencent.
Di beberapa negara, termasuk China, hukum kekayaan intelektual biasanya hanya mencakup seni, karakter dan cerita game tapi tidak melindungi mekanisme gameplay. Akibatnya game kloningan merupakan sesuatu yang umum di China.
Meski menggunakan gameplay dan peta yang sama, Werewolf Among Us memiliki sedikit perbedaan dibandingkan inspirasinya. Misalnya latar belakang game ini adalah kastil abad pertengahan dan desain karakternya dibuat lebih imut lagi.
Among Us versi original sebenarnya bisa diunduh di China lewat App Store dan Steam. Tapi gamer di China awalnya kurang antusias menyambut game ini karena tidak tersedia dalam bahasa China.
Tapi popularitasnya di Negeri Tirai Bambu lama-lama mulai menanjak. Menurut data Qimai, dalam tiga bulan terakhir Among Us original sudah diunduh 885 ribu kali dan menjadi game paling laris ke-10 di China.
Selain Werewolf Among Us, ada juga kloningan Among Us lainnya dari China yang bernama Space Kill. Game yang dikembangkan oleh Beijing Renzhi Information Technology ini sudah diunduh lebih dari 251 ribu kali di App Store.
"Untuk setiap game yang mirip Among Us, asalkan mereka memiliki opsi bahasa China, akan banyak diunduh tidak peduli seberapa buruk game itu," kata co-founder media online GamerBoom, Zheng Jintiao.
"Tapi saya rasa game seperti ini tidak akan dikloning oleh perusahaan besar karena sulit dimonetisasi di China," pungkasnya.
(vmp/agt)