Ketika mendapat pertanyaan terkait joki game, Overseas Operations Manager Moonton Fendy Tan mengatakan bahwa praktik joki dalam Mobile Legends dianggap tidak sah. Hal ini karena dianggap mengganggu keseimbangan (balancing) di antara pemainnya.
Mengganggu keseimbangan di sini maksudnya adalah ketika ada satu pemain yang memiliki skill Warrior, namun berkat joki ia sudah bermain di ranking Legend atau bahkan Mythic, maka ia tak sanggup mengimbangi permainan. Alhasil, bukan tidak mungkin lagi jika ia menjadi beban di antara timnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Moonton sendiri, lanjut Fendy, berusaha untuk memaksimalkan pengecekan. Namun, sekali lagi diakuinya untuk melakukan pemeriksaan akun siapa dimainkan oleh siapa itu memang sulit.
Sebelumnya diberitakan, seorang gamer bernama Julio Kalalo mengaku membuka jasa joki Mobile Legends. Usaha yang dimulai sejak November 2017 ini dianggap mendatangkan keuntungan finansial tersendiri.
Bahkan, baru-baru ini ia mendapat pesanan dengan harga Rp 21 juta, di mana tugasnya adalah menaikkan peringkat gamer dari ranking Epic menjadi Mythic bintang 1.000. Kepada detikINET, Julio memperlihatkan bukti transfer berupa uang DP sebesar Rp 11 juta.
"Ya, awalnya saya kira juga biasa lah PHP (Pemberi Harapan Palsu). Eh, enggak tahunya beneran ditransfer uang DP Rp 11 juta," kisahnya ketika dihubungi detikINET beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, peringkat adalah hal yang sangat penting dalam Mobile Legends. Semakin tinggi peringkat, maka semakin tinggi pula gengsi di antara gamer. Selain bisa menjadi ajang pamer, peringkat tinggi juga bisa menciptakan peluang untuk populer. (mag/rns)