Tak bisa dipungkiri, cerita dalam game telah menyimpan peranan penting dalam perkembangan game saat ini. Sebagian besar game populer tak luput dari jalan cerita yang diusungnya, selain juga tampilan grafis memadai.
"Dulu sebuah game hanyalah game, tapi kini gamer menginginkan narasi dalam game," kata Scot Osterweil, Creative Director of Education Arcade & Research Director Masachusets Institute of Technology (MIT) Corporate Media Studies, di acara International Conference on Game, Game Art & Gamification 2016, di Binus University International, FX Sudirman, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: detikINET/Yudhianto |
Sayang meski kerap menjanjikan kombinasi permainan dan cerita menarik, game saat ini dianggap Osterweil sudah melangkah terlalu jauh dari tujuan utamanya yang untuk senang-senang. Tak sedikit game yang terlalu frontal menggambarkan kekerasan.
"Di game Call of Duty (CoD) misalnya, gamer seakan-akan diajak melakukan violence untuk tujuan benar. Sementara game lainnya memaksa gamer membunuh binatang yang padahal sebenarnya tidak mengganggu," jelasnya.
Osterweil pun berharap storytelling dalam game bisa dibuat secara positif, tapi tetap dikemas dalam game yang menyenangkan dan seru untuk dimainkan. Makin ciamik kalau cerita dalam game juga bisa menginspirasi gamer.
"Kita harusnya bisa mengajak ke hal-hal yang positif lewat game," pungkas pria paruh baya tersebut. (yud/rns)
Foto: detikINET/Yudhianto