'Ksatria Nintendo' Itu pun Berpulang
Hide Ads

'Ksatria Nintendo' Itu pun Berpulang

M. Alif Goenawan - detikInet
Senin, 13 Jul 2015 10:46 WIB
Satoru Iwata (gettyimages)
Jakarta - Ibarat medan pertempuran, Satoru Iwata bisa diibaratkan sebagai seorang ksatria yang tampil di garis depan untuk menantang lawannya. Namun tentu saja, tantangan yang dilontarkan Iwata bukan dengan cara mengayuhkan pedang, melainkan lewat inovasi.

Namun kini, kobaran semangat Satoru Iwata tak akan lagi terdengar. Presiden Nintendo itu sudah menghembuskan nafas terakhirnya dalam usia 55 tahun.

Tentu saja, dunia game sangat kehilangan sang 'Ksatria Nintendo'. Sebab selama perjalanan karirnya, Iwata tak cuma menjadi sosok sentral dalam sejarah inovasi Nintendo, melainkan di industri game secara keseluruhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iwata lahir dan tumbuh di Saporo, Jepang. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan ketertarikannya terhadap game. Bahkan ketika SMA, otak jenius Iwata muda sudah bisa menciptakan game dengan menggunakan kalkulator elektronik.

Karenanya, selepas SMA, Iwata memantapkan diri untuk masuk ke perguruan tinggi Institut Teknologi Tokyo dan mengambil jurusan ilmu komputer. Meski tengah mengenyam pendidikan, Iwata menyambi sebagai seorang freelance programmer di HAL Laboratorary, developer game yang punya hubungan dekat dengan Nintendo.

Tak puas hanya sebagai seorang pekerja lepas, selepas lulus dari universitas, Iwata melanjutkan bekerja sebagai karyawan tetap di HAL Laboratorary. Selama bekerja di sana, ia banyak membantu dalam perilisan sejumlah judul game, semisal Ballon Fight, EarthBound, dan Kirby.

Karena keterampilannya itu, Iwata akhirnya diangkat menjadi Presiden HAL Laboratorary di tahun 1993. Menariknya, meski kala itu ia belum menjadi bagian dari Nintendo, namun ia banyak membantu untuk penggarapan beberapa game, seperti Pokemon Gold and Silver yang rilis untuk platform Game Boy Color di tahun 1999. Termasuk dalam pembuatan Pokemon Stadium (Nintendo 64) dengan bertindak sebagai programmer.

Masuk di tahun 2000, Iwata resmi bergabung dengan Nintendo dan langsung menjabat sebagai Head of Corporate Planning Division Nintendo. Hanya berselang dua tahun sejak join, kursi CEO dan Presiden Nintendo yang keempat pun dipercayakan kepadanya, menggantikan Hiroshi Yamauchi.

Selama menjabat, banyak perubahan dan inovasi penting yang telah ia ciptakan untuk kemajuan Nintendo. Salah satunya adalah revitalisasi perangkat handheld Nintendo, dimana ia melakukan transisi dari Game Boy menjadi Nintendo DS yang memiliki bentuk unik.

Pengembangan Nintendo Wii sendiri tak luput dari tangan dingin penggila game ini. Melalui ide-ide cemerlangnya, Iwata sukses menciptakan konsol dengan kontrol berbasis gerakan. Rilisnya Nintendo Wii di tahun 2006 turut mendongkrak saham Nintendo dua kali lipat. Tak heran, karena kepiawaiannya dalam memimpin, majalah Barron memasukkan Iwata sebagai Top 30 CEO di seluruh dunia periode 2007-2009.

Di tahun 2013 lalu, Iwata menjabat sebagai CEO Nintendo of America. Selama menjabat, Iwata melakukan perubahan besar, yakni keputusan untuk tidak menggelar konferensi pers secara besar-besaran di ajang Electronic Entertainment Expo (E3), ajang game yang paling dinanti-nanti gamer seluruh dunia. Ketimbang menggelar konferensi besar-besaran, ia lebih memilih untuk mengadakan event skala kecil yang ditujukan untuk sejumlah wilayah.

Sebelum pergi untuk selama-lamanya, Iwata menjadi salah satu pejabat Nintendo yang mengusulkan agar Nintendo fokus menggarap pasar game mobile. Langkah ini diambil, setelah Nintendo kalah dalam persaingan pasar konsol dan handheld dengan dua pesaing utamanya, yakni Sony dan Microsoft.

Namun sebelum merealisasikan ambisinya tersebut, lembar petualangan Iwata ternyata harus tamat lebih awal. Ia meninggal dunia lantaran sakit kanker saluran empedu.

"Di dalam kartu namaku, Aku adalah seorang Corporate President. Di dalam benakku, aku adalah seorang developer game. Tapi di hatiku, aku adalah seorang gamer," demikian sepenggal kalimat dari Iwata yang terkenal di kalangan gamer dunia.

(ash/ash)
Berita Terkait