Menunggu begitu sekian lama, akan menyebabkan kebosanan yang menjengkelkan. Salah satu cara menghalau kebosanan tersebut, biasanya mengisi waktu dengan main game. Sekarang, sebuah game telah βmeledakβ dan banyak diunduh pada playstore. Game tersebut adalah flappy bird.
Just keep it simple!
Jepang, sebagai salah satu kiblat dalam dunia desain, telah memperkenalkan βjapan minimalist styleβ. Gaya tersebut mengutamakan kesederhanaan dalam desain. Bisa
kita lihat contohnya pada design produk Apple dan Samsung yang sederhana, tanpa banyak gimmick. Justru hal itu yang disukai oleh user.
Sekarang, pengembangan game juga terpengaruh filosofi yang sama. Kesuksesan Flappy Bird membuktikan, bahwa game yang sederhana, akan lebih diminati untuk digunakan pada platform mobile.
Flappy Bird menyajikan konsep sederhana, namun disukai. Game tersebut memiliki aturan main yang sangat sederhana. Kita memainkan karakter seekor burung, yang harus melalui halangan dalam bentuk pipa-pipa.
Burung tersebut dikontrol dengan cara tapping dari layar gadget kita. Kalau kita perhatikan, pipa-pipa tersebut memang desainnya diambil dari game Super Mario Bros yang sangat populer di konsol game Nintendo.
Jika kita sukses melampaui sekian banyak pipa, maka kita akan mendapatkan medali. Jumlah medali yang kita peroleh ini, akan menjadi βbahan bakarβ bagi narsisnya user.
Jika kita perhatikan akun Twitter, maka banyak user yang sengaja mengambil screen shot dari medali yang diperoleh, untuk ditunjukkan pada user lain.
Ini suatu hal yang sangat wajar, karena hal ini justru menambah popularitas dari Flappy Bird itu sendiri. Banyak user yang tertarik mengunduh dan memainkan Flappy bird, setelah membaca tweet narsis tersebut.
Ini suatu hal yang sangat menarik, karena game Flappy Bird seakan jadi perbincangan utama di media sosial, yang bahkan mampu menggeser isu politik yang seksi, walau tidak secara permanen demikian.
Popularitas Flappy Bird di media sosial juga menunjukkan, kalau user sebenarnya sudah jenuh dengan news konvensional yang jika diikuti sangat menguras tenaga fisik dan mental. Dengan kata lain, mereka butuh hiburan segar.
Flappy Bird Dimatikan?
Kabar terakhir dari Android Central, Dong Nguyen, developer flappy bird, memutuskan untuk menutup game ini dan tidak mengembangkannya lagi.
Dalam akun twitternya, dia mengaku bahwa popularitas yang ia peroleh dari Flappy Bird sudah mengubah hidupnya yang sederhana. Sehingga, dia memutuskan untuk mengembangkan game lain saja.
Namun apakah ini memang pengakuan apa adanya dari Dong Nguyen, atau ini adalah strategi marketing supaya flappy bird semakin banyak diunduh?
Soalnya, setiap harinya saja, Nguyen sudah mendapatkan banyak sekali pemasukan dari iklan. Terlalu aneh jika profit yang besar tersebut langsung di cut tanpa alasan yang jelas, misalnya karena legal issue.
Sangat mungkin, semua ini adalah strategi marketing dari Nguyen sendiri, tanpa menutup kemungkinan bahwa memang dia jujur apa adanya mengenai tekanan yang diterima dari popularitasnya sendiri. Bagaimanapun, kesederhanaan flappy bird sudah menjadi legenda bagi segenap pemakai gadget.
Suatu hal yang luar biasa, bahwa di tengah kecanggihan grafik dari gadget modern, ternyata game yang sangat sederhana bisa diunduh oleh puluhan juta akun pada Play Store.
Entah sungguhan akan di-shutdown atau tidak, yang jelas Flappy Bird telah membuat puluhan juta user penasaran. Sebuah game yang simpel tapi bikin 'sebel'.
Sebel karena terus membuat orang selalu ingin bermain lagi dan lagi. Sebel karena ada orang lain yang punya skor lebih tinggi. Sebel, karena bagaimana mungkin sebuah game yang simpel itu bisa bikin orang mabuk kepayang.
![]() | Tentang Penulis: Dr.rer.nat Arli Aditya Parikesit adalah alumni program Phd Bioinformatika dari Universitas Leipzig, Jerman; Peneliti di Departemen Kimia UI; Managing Editor Netsains.com; dan mantan Koordinator Media/Publikasi PCI NU Jerman. Ia bisa dihubungi melalui akun @arli_par di twitter, https://www.facebook.com/arli.parikesit di facebook, dan www.gplus.to/arli di google+. |
