Minggir! Sosok Ini Geser Elon Musk Jadi 'Anak Emas' Donald Trump
Hide Ads

Minggir! Sosok Ini Geser Elon Musk Jadi 'Anak Emas' Donald Trump

Aisyah Kamaliah - detikInet
Kamis, 24 Jul 2025 13:50 WIB
Elon Musk dan Jensen Huang
Elon Musk dan Jensen Huang. Foto: Techrum
Jakarta -

Jensen Huang CEO Nvidia, menggeser Elon Musk jadi 'anak emas' dari Presiden AS Donald Trump. Dia dianggap kuat dalam merevolusi kecerdasan buatan (AI).

Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, nampak kedekatan erat antara Musk dan Trump. Akan tetapi, Huang dianggap memiliki peran politik baru, menurut Dan Ives Managing Director and Senior Equity Research Analyst.

"Dia berada di posisi yang sangat kuat untuk menavigasi lanskap politik ... (karena) hanya ada satu chip di dunia yang mendorong revolusi AI, dan itu adalah Nvidia," kata Ives.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandangan tentang pengaruh politik Huang semakin kuat, karena Nvidia pekan lalu mengumumkan dalam kunjungan terbaru CEO-nya ke Beijing bahwa mereka berharap untuk segera melanjutkan penjualan chip AI H20 ke China.

Melansir CNBC, ekspor chip H20 ke China telah dibatasi awal tahun ini. Ini adalah hal yang secara terbuka ditentang oleh Huang.

ADVERTISEMENT

"Ini merupakan kemenangan bersejarah bagi Nvidia dan Jensen ... dan saya pikir ini menunjukkan semakin besarnya pengaruh politik Huang dalam pemerintahan Trump," ungkap Ives. Huang pun telah bertemu dengan Trump di Washington D.C. tepat sebelum kunjungannya ke China.

Pembatalan pembatasan H20 telah dikaitkan dengan negosiasi perdagangan antara AS dan China. Namun, beberapa pakar mengatakan kepada CNBC bahwa lobi Huang memainkan peran besar di dalamnya.

CEO Nvidia tersebut telah bertemu dengan Trump berkali-kali tahun ini, termasuk bergabung dengannya dalam perjalanan ke Timur Tengah pada bulan Mei, yang menghasilkan kesepakatan AI besar-besaran yang akan mengirimkan ratusan ribu chip AI canggih Nvidia ke Uni Emirat Arab.

Kesepakatan dengan Emirat telah dipandang sebagai cara bagi Amerika untuk mendorong kepemimpinan teknologi globalnya, memperkuat jajaran teknologinya di pasar baru, di tengah persaingan potensial seperti Huawei dari Tiongkok.

Setelah perjalanan tersebut, Huang semakin gencar menyuarakan keberatannya terhadap pembatasan chip AS, dengan alasan bahwa pembatasan tersebut akan mengikis kepemimpinan teknologi Amerika demi keuntungan pemain domestik Tiongkok.

Menurut laporan dari New York Times, narasi ini juga disebarkan Huang kepada Trump dan para pejabatnya di balik layar.

Sebelum Huang, banyak yang beranggapan bahwa Musk adalah 'anak emas' Trump. Bukan rahasia bahwa Musk memegang peranan penting dalam memenangkan Trump dalam pemilihan umum.

Tak cuma dengan donasi besar-besaran untuk kampanye, bos SpaceX itu juga menjadikan platform media sosial yang ia beli (X) menjadi alat propaganda.

Saking dekatnya dengan Trump, saham Tesla milih Musk juga sempat terbang tinggi. Tak main-main, Musk pun sempat menjadi kepala Lembaga Efisiensi Pemerintahan AS (DOGE), sebelum akhirnya mengklaim berhasil menyentuh tujuannya dan mundur.

Menurut CNBC Indonesia, kedekatan Trump dan Musk tak bertahan lama. Musk mengkritik kebijakan anggaran baru Trump pasca ia meninggalkan DOGE untuk fokus mengurus bisnisnya yang kian terpuruk.

Sampai akhirnya, Musk seakan mengumumkan 'perang' terbuka antara Trump. Musk sampai-sampai menciptakan partai politik baru yang akan melawan Republik.




(ask/ask)