AS Bahas Operasi Militer Pakai Signal, Ngawur dan Membahayakan
Hide Ads

AS Bahas Operasi Militer Pakai Signal, Ngawur dan Membahayakan

Anggoro Suryo - detikInet
Selasa, 25 Mar 2025 13:05 WIB
U.S. Defense Secretary Pete Hegseth attends a meeting with Britains Defence Secretary John Healey (not pictured) at the Pentagon in Washington, D.C., U.S., March 6, 2025. REUTERS/Kent Nishimura Purchase Licensing Rights
Menhan AS Pete Hegseth. Foto: REUTERS/Kent Nishimura Purchase Licensing Rights
Jakarta -

Signal memang aplikasi pengiriman pesan terenkripsi yang populer, banyak dipakai di kalangan jurnalis dan bahkan pemerintahan.

Sejumlah pejabat di pemerintahan AS era Joe Biden juga sering memakai Signal untuk membahas perencanaan logistik rapat, juga untuk berkomunikasi dengan pejabat pemerintahan negara lain.

Namun kelakuan 18 pejabat tinggi Amerika Serikat, termasuk di dalamnya adalah wapres AS JD Vance, menhan AS Pete Hegseth, serta direktur national intelligence Tulsi Gabbard yang membahas operasi militer untuk menyerang Houthi di Yaman lewat Signal adalah sesuatu yang sangat ngawur. Terlebih di dalam grup bernama "Houthi PC Small group" itu ternyata ada pemimpin redaksi The Atlantic Jeffrey Goldberg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut sejumlah pejabat dan mantan pejabat Amerika, operasi militer adalah salah satu informasi yang paling dijaga secara ketat oleh Amerika Serikat. Salah satu penyebabnya adalah informasi semacam ini bisa berpotensi membahayakan nyawa pasukan Amerika yang bertugas.

Sejumlah sumber yang dikutip CNN mengaku belum pernah mendengar pemakaian Signal untuk mengkomunikasikan informasi rahasia, apalagi membahas operasi militer rahasia.

ADVERTISEMENT

Signal punya enkripsi end-to-end yang bisa mengamankan pesan untuk dibaca pihak luar, namun jika ada satu perangkat yang bisa disusupi, maka semua isi percakapan di grup itu akan terbuka.

Hal ini sangat ironis, mengingat sejumlah pejabat tinggi yang ada di grup percakapan itu sebenarnya bisa memakai sejumlah sistem komunikasi rahasia yang memang disediakan untuk mereka. Misalnya sambungan telepon aman yang ada di mobilnya. Mereka ini bahkan punya staf khusus yang tugasnya adalah memastikan keamanan komunikasi informasi rahasia.

"Mereka melanggar semua aturan yang ada terkait perlindungan material operasi sebelum serangan militer. Mereka mengalami gangguan keamanan total soal operasi militer," kata seorang mantan pejabat intelijen yang dikutip CNN.

Seorang mantan pejabat tinggi lain memastikan hal yang sangat ceroboh seperti ini tak pernah terjadi semasa pemerintahan Biden. Selain ceroboh, ngawur, dan lain sebagainya, menggunakan Signal untuk membagikan informasi rahasia -- ditambah ada seorang jurnalis di dalam grupnya -- ini berpotensi melanggar sejumlah hukum federal, termasuk Espionage Act, yang menyebutkan kesalahan mengurus informasi pertahanan nasional adalah sebuah pelanggaran hukum.

Aturan ini juga yang dipakai jaksa penuntut dari Departemen Hukum AS untuk menuntut Donald Trump yang menyimpan dokumen rahasia di tempat-tempat yang tidak aman, misalnya dalam kamar mandi di Mar-a-Lago -- kediaman Trump -- setelah mundur dari jabatan presiden pada periode pertamanya.




(asj/asj)