Duh, Pemerintah AS Rencanakan Operasi Militer Pakai Grup Signal
Hide Ads

Duh, Pemerintah AS Rencanakan Operasi Militer Pakai Grup Signal

Anggoro Suryo - detikInet
Selasa, 25 Mar 2025 11:45 WIB
FILE PHOTO: Republican vice presidential nominee JD Vance speaks to supporters during a campaign stop at the Capitol Theatre in Flint, Michigan, U.S. November 4, 2024.  REUTERS/Rebecca Cook/File Photo
Wapres AS JD Vance. Foto: REUTERS/Rebecca Cook
Jakarta -

Pernah dimasukkan ke grup yang isinya orang tidak kita kenal? Ya, itu sebenarnya hal biasa. Namun saat kita dimasukkan ke sebuah grup yang isinya wakil presiden, menteri pertahanan, dan sejenisnya, serta membahas soal operasi militer, itu baru luar biasa.

Itulah yang terjadi pada pemimpin redaksi The Atlantic Jeffrey Goldberg, yang tiba-tiba dimasukkan ke dalam grup chat Signal yang dibuat oleh pejabat tinggi di pemerintahan Amerika Serikat.

Grup itu bernama "Houthi PC Small group", dan di dalamnya sejumlah pejabat tinggi Amerika membahas operasi militer untuk mengebom Houthi di Yaman beberapa jam sebelum serangan itu dilakukan pada 15 Maret lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa yang dibicarakan di grup ini kemudian benar-benar terjadi, serangan bom itu dilakukan sesuai jadwal, dan juru bicara National Security Council Brian Hughes mengaku akan mengulas bagaimana ada nomor telepon tak dikenal bisa dimasukkan ke dalam grup tersebut.

Dalam grup tersebut ada 18 orang anggota, termasuk di dalamnya adalah wapres AS JD Vance, menhan AS Pete Hegseth, serta direktur national ingelligence Tulsi Gabbard. Semuanya berbicara dengan lepas dan santai soal keamanan nasional, dan tidak sadar kalau di grup itu ada Goldberg yang bisa membaca semua percakapan tersebut.

ADVERTISEMENT

Goldberg sendiri bingung bagaimana ia bisa dimasukkan dalam grup tersebut, dan apakah benar-benar tak ada orang lain yang mendari kalau ia ada di dalam grup tersebut, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (25/3/2025).

Namun yang pasti, membicarakan operasi militer rahasia semestinya tidak dilakukan lewat platform percakapan kelas konsumen seperti Signal ini, sekalipun Signal menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi dibanding platform percakapan lainnya.

Signal punya enkripsi end-to-end yang bisa mengamankan pesan untuk dibaca pihak luar, namun jika ada satu perangkat yang bisa disusupi, maka semua isi percakapan di grup itu akan terbuka.

Goldberg sampai memastikan ke seorang pengacara keamanan nasional, yang menyebutkan kalau Signal semestinya tidak boleh dipakai untuk membagikan informasi rahasia karena tidak punya perizinan.




(asj/asj)