Seram, 68 Ribu Orang Jepang Diramal Akan Meninggal Sendirian
Hide Ads

Seram, 68 Ribu Orang Jepang Diramal Akan Meninggal Sendirian

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 10 Sep 2024 05:45 WIB
Elderly and middle-aged people exercise with wooden dumbbells during a health promotion event to mark Japans
Lansia di Jepang. Foto: REUTERS/Issei Kato
Tokyo -

Banyak orang di Jepang hidup sendirian. Paruh pertama 2024, hampir 37 ribu orang meninggal dalam keadaan sendiri di rumahnya, tak sedikit yang baru diketahui setelah lama sudah tidak bernyawa. Ada hampir 4.000 orang meninggal baru ditemukan sebulan kemudian. Bahkan menurut National Police Agency, 130 jasad ditemukan setelah setahun berlalu.

Menurut data PBB, Negeri Sakura punya populasi tertua di dunia saat ini. Banyak lansia di sana hidup sendirian dan akhirnya, meninggal tanpa ditemani siapapun. Di paruh pertama tahun ini, 37.227 orang yang hidup sendirian ditemukan tak bernyawa di rumah mereka, di mana yang berusia 65 ke atas persentasenya lebih dari 70%.

Pihak kepolisian akan menyerahkan temuan ini pada pemerintah untuk mengantisipasi makin tingginya fenomena mati sendirian. Japanese National Institute of Population and Social Security Research mengungkap angka lansia yang hidup sendirian akan mencapai 10,8 juta jiwa pada tahun 2050.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah estimasi tahun ini, National Police Agency memperkirakan akan ada 68 ribu orang Jepang secara total akan meninggal sendirian. Istilahnya di Jepang adalah kodokusho, yang didefinisikan seseorang meninggal tanpa dirawat oleh siapa pun, dan jasadnya ditemukan setelah jangka waktu tertentu.

"Sesekali kami saling menyapa, tapi itu saja. Jika salah satu tetangga meninggal, saya tak yakin apakah saya akan menyadarinya," kata Noriko Shikama, yang berusia 76 tahun. Dia tinggal sendirian di sebuah apartemen di Tokiwadaira.

ADVERTISEMENT

Benarlah, seorang wanita tetangganya, jasadnya ditemukan setelah tetangga menyadari mereka lama tidak melihatnya. Dia sudah meninggal selama lima bulan. "Baunya sangat kuat, baunya akan selalu melekat di tubuh Anda," kata Shikama yang dikutip detikINET dari Guardian, Selasa (10/9/2024).

Tokiwadaira adalah salah satu komunitas pertama yang menghadapi fenomena menyedihkan ini dua dekade lalu, dengan ditemukannya pria yang jasadnya tergeletak di apartemen tanpa diketahui selama tiga tahun. Sewa dan tagihannya dibayar otomatis, kematiannya baru diketahui saat tabungannya habis.

Seiring menuanya penduduk Jepang, makin banyak orang menghabiskan tahun terakhir hidup dalam isolasi. Jumlah orang berusia di atas 65 tahun yang hidup sendiri mencapai 7,38 juta tahun 2020. Rumah tangga dengan satu orang mencakup hampir 38% dari total rumah tangga menurut sensus tahun 2020, naik 13,3% dari lima tahun sebelumnya.

"Kemungkinan kematian karena kesendirian pasti akan meningkat di masyarakat mulai sekarang. Penting bagi kita untuk mengatasi masalah ini," kata menteri kesehatan, Keizo Takemi.

Salah satunya adalah dengan bantuan teknologi, misalnya dipasang perangkat pemantauan dilengkapi sensor yang mengonfirmasi bahwa penghuni apartemen sedang bergerak. Jika mereka bergerak, berarti mereka dalam kondisi hidup.

Patroli sukarelawan juga mengandalkan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ada yang tidak beres. Contohnya cucian yang ditinggalkan di balkon setelah kering, tirai yang ditutup siang hari, kiriman surat dan koran yang tidak diambil, dan lampu yang dibiarkan menyala.




(fyk/fay)