Autopsi Manusia Rp 15 Triliun Ungkap Penyebab Kematiannya
Hide Ads

Autopsi Manusia Rp 15 Triliun Ungkap Penyebab Kematiannya

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 09 Sep 2024 12:13 WIB
Mike Lynch
Autopsi Manusia Rp 15 Triliun Ungkap Penyebab Kematiannya. Foto: BBC
Jakarta -

Taipan teknologi Inggris Mike Lynch, pendiri perusahaan software Autonomy, meninggal karena sesak napas setelah kehabisan oksigen. Ia adalah satu korban dalam tenggelamnya kapal pesiar mewah Bayesian di lepas Pantai Sisilia, Italia.

Itulah hasil dalam pemeriksaan awal jasadnya yang dilaporkan oleh sumber terkait. Lynch, putrinya Hannah yang berusia 18 tahun, seorang juru masak di atas kapal, dan empat tamu tewas ketika kapal pesiar berbendera Inggris itu karam diterpa cuaca buruk pada 19 Agustus 2024. Menurut Forbes, Lynch kekayaannya tembus USD 1 miliar atau di kisaran Rp 15 triliun.

Hasil awal otopsi empat korban lain, yaitu Chairman internasional Morgan Stanley Jonathan Bloomer, istrinya Judith, pengacara Chris Morvillo dan istrinya Neda, mengindikasikan sesak napas sebagai kemungkinan penyebab kematian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua korban akan menjalani tes forensik lebih lanjut dan hasil akhirnya diharapkan keluar dalam beberapa minggu mendatang. Lima belas orang, termasuk istri Lynch, selamat dari tenggelamnya kapal sementara tiga awak kapal termasuk kapten, diselidiki sebagai bagian penyelidikan penyebab tenggelamnya kapal.

Mayat para korban, kecuali juru masak, ditemukan di kabin sisi kiri kapal, tempat para penumpang yang terjebak mungkin mencoba mencari gelembung udara yang tersisa.

ADVERTISEMENT

Dikutip detikINET dari Reuters, Senin (9/9/2024) operasi pencarian skala besar digelar selama lima hari, dengan kondisi yang menantang. Puing-puing dan perabotan menghalangi lorong sempit kapal pesiar yang tenggelam sehingga sempat menyulitkan para penyelam.

Giovanni Costantino, CEO Italian Sea Group yang membuat Bayesian tahun 2008, sebelumnya mengatakan kapal itu pasti tenggelam karena human error. "Kapten seharusnya menyiapkan kapal dan menempatkannya dalam kondisi waspada dan aman," katanya.

Menurutnya jika protokol yang tepat diikuti, 22 orang di atas kapal akan tertidur lelap di tempat tidur mereka setelah badai dahsyat melanda alias semuanya akan baik-baik saja. "Gangguan itu sepenuhnya dapat dibaca di semua peta cuaca. Mustahil tidak mengetahuinya," katanya.




(fyk/fay)
Berita Terkait