Rabu, 14 Februari 2024 adalah hari yang penting bagi masyarakat Indonesia. Hujan yang mengguyur sejumlah wilayah sejak pagi, tak menyurutkan antusiasme warga berbondong-bondong ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menunaikan hak pilih mereka.
Menariknya, ada saja yang menghubung-hubungkan kondisi alam atau cuaca dengan firasat mengenai Pemilu 2024. Di berbagai media sosial, beberapa netizen membagikan pendapat mereka tentang hujan saat hari pencoblosan.
"Pemilu kali ini suram. Langit aja hujan menangisi kecurangan," komentar seorang netizen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sih tanda-tanda kekalahan," sebut yang lain.
"Hujan Itu berkah, pertanda rezeki. Kemenangan di depan mata," kata netizen lainnya.
Tentu saja ini cocoklogi belaka dan sama sekali tidak ilmiah. Jika mengecek prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejumlah wilayah Indonesia memang berpotensi hujan pada 14 Februari 2024.
Dinamika Atmosfer
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyebutkan, model prakiraan cuaca menunjukkan bahwa beberapa fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
Fenomena atmosfer tersebut antara lain:
- Aktivitas Monsun Asia yang mempengaruhi wilayah potensi pembentukan hujan di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Selatan
- Masih aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah dan timur turut memicu pembentukan awan hujan
- Terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Selatan termasuk Sumatra, Jawa, dan Kalimantan sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia.
Potensi Cuaca
Berdasarkan kondisi tersebut, wilayah yang perlu diwaspadai untuk potensi hujan sedang - lebat pada periode Pemilu 13-15 Februari 2024 adalah sebagai berikut:
- Kepulauan Bangka Belitung
- Kepulauan Riau
- Riau
- Jambi
- Sumatra Barat
- Sumatra Selatan
- Bengkulu
- Lampung
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Maluku Utara
- Papua Barat
- Papua.
Antisipasi Cuaca di Hari Pencoblosan
Senada dengan BMKG, Dr Erma Yulihastin, Pakar Klimatologi dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyebut memang 14 Februari 2024 berpotensi hujan, namun tidak ekstrem seperti pekan sebelumnya."
Kalau lihat cuaca ekstrem, percaya pada polanya dulu. Kita harus pahami dulu perilakunya. Sebenarnya kita sudah melewati puncak musim hujan Februari, mulai shifting, mulai minim hujan lagi," kata Erma dalam live Eureka! Cuaca Ekstrem, Senin (12/2/2024) malam.I
Ia juga mengamati awan-awan hujan sudah bergeser ke arah utara Bali dan Nusa Tenggara serta sedang terjadi pembentukan bibit siklon di Samudra Pasifik. Meskipun sangat jauh dari Indonesia, inilah sebenarnya yang menarik awan. Artinya, awan-awan tersebut tidak lagi mengumpul di bagian barat namun sudah tertarik ke timur.
Jadi kalau kita bicara tadi, apakah (14 Februari) hujan atau tidak, mungkin hujan. Tapi tidak akan se-ekstrem kemarin-kemarin. Potensinya tetap ada, hujan harian aja," papar Erma.
Erma mengingatkan agar tetap ada upaya antisipasi oleh petugas KPPS dan seluruh jajaran terkait, terutama untuk kelancaran penyaluran suara setelah dilakukan pencoblosan.
"Siang setelah jam 11 kan biasanya selesai pencoblosan ya. Artinya tinggal penjagaan penyaluran suara dari bilik suara, dibawa ke mana-mana, itu diusahakan jangan melewati area-area yang jalur-jalur banjir, harus ada skenario mengantisipasi itu," jelasnya.
Baca juga: Prediksi Cuaca Saat Nyoblos 14 Februari 2024 |
Ia menambahkan, wilayah Jawa Timur, Bali, Lombok, dan sejumlah wilayah Indonesia bagian timur lainnya harus waspada karena berpotensi terjadi hujan lebih besar.
"Karena tadi saya bilang awan hujan yang tertarik ke timur, saya kira yang perlu untuk mewaspadai kondisi di Pemilu adalah daerah Jawa Timur, Bali, Lombok, ke pusat tenggara sampai ke bagian timur lainnya, saya kira lebih rentan. Karena seperti di Jawa bagian barat dan tengah sudah mulai kering," imbuhnya.
(rns/rns)