Serangan Drone Tewaskan 3 Tentara, AS Bersiap Balas Dendam
Hide Ads

Serangan Drone Tewaskan 3 Tentara, AS Bersiap Balas Dendam

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 31 Jan 2024 20:00 WIB
Bantu Palestina, Houthi Luncurkan Rudal-Drone ke Israel
Ilustrasi serangan drone. Foto: Reuters
Jakarta -

Serangan drone mematikan di Yordania ke pangkalan militer Amerika Serikat, membuat AS akan melakukan perhitungan. Mereka mengaku akan membalas dendam dalam insiden yang menewaskan 3 tentara AS itu dan melukai 40 orang lainnya.

Rincian tentang bagaimana drone yang disebut buatan Iran itu dapat mencapai pangkalan militer AS terpencil di Yordania belum diketahui dan masih diselidiki. Menurut sumber pejabat, drone serang musuh satu arah mendekati pangkalan di waktu yang hampir bersamaan dengan kedatangan drone pengintai AS. Itu menyebabkan kebingungan dan mencegah AS mengerahkan pertahanan udara.

Pesawat tak berawak musuh itu pun langsung menghantam tempat tinggal pangkalan itu ketika pasukan masih tidur. Pemerintahan Joe Biden menyalahkan milisi yang didukung Iran dalam serangan itu, di mana drone yang dipakai juga buatan Iran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun juru bicara Menteri Luar Negeri Iran Naser Kanani, membantah terlibat langsung. "Kelompok perlawanan di area itu tidak mendapat perintah dari Iran untuk keputusan dan aksi mereka," ujarnya.

Dikutip detikINET dari ABC News, sumber pejabat AS juga mengungkap bahwa Amerika akan segera melancarkan balas dendam dalam beberapa hari mendatang dan mengincar beberapa target sekaligus.

ADVERTISEMENT

"Itu akan menjadi target yang diincar dengan sangat sengaja, serangan ke fasilitas yang memungkinkan terjadinya serangan drone itu," katanya. Tidak diketahui apakah sasarannya berada di dalam negara Iran atau di luar Iran.

"Kemungkinan bahwa Biden akan memerintahkan serangan langsung ke target Iran tidak bisa diabaikan. Tetapi AS tampaknya akan menyerang pangkalan Iran di negara lain," kata analis politik di Iran, Ahmad Zeidabadi.

Industri Iran kini memproduksi drone canggih seperti Shahed, yang digunakan oleh Rusia dalam invasi Ukraina. Iran juga membagikan beberapa sistem ini dengan jaringan milisi "Poros Perlawanan" di seluruh wilayah untuk membuat marah Amerika.

"Seiring dengan penyebaran teknologi drone-nya, Iran (dengan terlalu murah hati) membaginya dengan pasukan Poros Perlawanan di Irak,Yaman, Suriah, dan Lebanon," kata Arash Azizi, dosen sejarah dan ilmu politik di Clemson University.

"Tetapi hal ini telah menyebarkan bahaya konfrontasi karena pasukan ini tidak beroperasi di bawah komando Iran dan memiliki otonomi tertentu. Laju serangan yang dilakukan Houthi di Yaman dan sekarang milisi Irak yang juga beroperasi di wilayah Suriah tampaknya tidak berkoordinasi erat dengan Teheran," paparnya.




(fyk/fay)