Ukraina tampaknya sedang mengembangkan drone kamikaze jenis baru. Drone yang dapat meledak tersebut kini dikembangkan menggunakan tenaga penggerak jet.
Video mengenai drone kamikaze bermesin jet tersebut beredar di Facebook oleh pengembangnya, Max Glushkak dan beberapa cuitan di X. Sebuah media pro Ukraina, Noel Reports @NOELreports juga turut mengunggah penampakan dari drone kamikaze bermesin jet tersebut.
"Drone Ukraina baru dalam tahap pengujian. Kami telah berhasil menguji burung yang sangat kuat dengan penggerak jet," kata Max Glushak, yang merupakan bagian dari tim pengembangan," dalam cuitannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam unggahan tersebut, turut hadir sebuah footage bahwa drone tersebut sedang dalam proses uji terbang.
Drone tersebut tampak seperti rudal yang dilengkapi sayap dengan ukuran lebih kecil pada bagian depan serta sayap yang agak besar di bagian tengahnya. Sistem peluncuran ini juga menggunakan sistem peluncuran yang mirip dengan drone milik propeller Ukraina, Beaver.
Walau begitu, masih belum jelas apakah model tersebut akan masuk ke tahap produksi massal.
Sebelumnya, Rusia juga sudah mengoperasikan drone yang lebih cepat dan memiliki daya hancur yang tinggi. Hal ini membuat drone yang dikembangkan Ukraina tersebut bukanlah drone jet pertama di front pertempuran Rusia-Ukraina.
Drone kamikaze berbasis jet tersebut diklaim dapat mengemban misi jarak jauh dengan membawa bahan peledak yang diledakkan di belakang garis musuh. Sebelumnya, drone Ukraina yang lain sudah berhasil mencapai St Petersburg dan membuat Ukraina meningkatkan serangannya terhadap infrastruktur Rusia.
James Rogers, penasihat khusus drone untuk Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa Ukraina mencapai langkah yang signifikan dalam inovasi drone. Walau begitu, kemampuan drone Rusia dinilai masih berada di atas angin.
Diketahui, selama ini Rusia mengoperasikan drone Shahed buatan Iran yang ditujukan untuk melakukan serangan ke infrastruktur Ukraina seperti dilansir detikINET dari Business Insider.
Rogers melihat bahwa kapasitas produksi drone Ukraina masih jauh berada di belakang Rusia. "Rusia tidak hanya memiliki potensi untuk memperoleh drone dalam jumlah yang lebih besar, tetapi sistem itu sendiri dilaporkan memiliki varian dengan elemen otonom yang dibangun dan teknologi pencarian radar," unkap Rogers.
Sektor manufaktur Ukraina kewalahan dalam menghasilkan drone berbasis jet yang cukup. Harganya akan lebih mahal dan proses pembuatannya juga sulit. Walau begitu, efektifitasnya belum dapat dibuktikan.
"Masih belum jelas seberapa jauh drone ini dapat terbang, sensor dan muatan peledak apa yang akan mereka lengkapi, dan langkah-langkah apa yang ada untuk membantu mereka menghindari pertahanan udara Rusia," pungkas Rogers.
(fyk/fyk)