Microsoft: Pengembangan AI Super Pintar Masih Butuh Waktu Bertahun-tahun
Hide Ads

Microsoft: Pengembangan AI Super Pintar Masih Butuh Waktu Bertahun-tahun

Anggoro Suryo - detikInet
Sabtu, 02 Des 2023 19:45 WIB
Businessman using smartphone for digital chatbot, A.I., robot application, conversation assistant, AI Artificial Intelligence concept, digital chatbot on virtual screen.
Foto: iStock
Jakarta -

Presiden Microsoft Brad Smith memastikan tak ada kecerdasan buatan (AI) super pintar yang bisa dibuat selama 12 bulan mendatang.

Selain itu Smith pun menyebut kalau teknologi untuk membuat AI super pintar itu pun mungkin masih butuh beberapa dekade untuk bisa dibuat, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Sabtu (2/12/2023).

Sebelumnya diberitakan, kisruh pemecatan dan kembalinya Sam Altman dari OpenAI diduga akibat seorang peneliti OpenAI menghubungi dewan direksi. Ia memperingatkan sebuah penemuan yang ditakutkan bisa mempunyai konsekuensi berbahaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penemuan itu adalah proyek internal bernama Q* (dibaca Q-Star), yang mungkin bisa menjadi penemuan besar untuk OpenAI dalam pengembangan artificial general intelligence (AGI). OpenAI menyebut AGI sebagai sistem otonom yang bisa melewati kemampuan manusia dalam sejumlah tugas berharga.

Klaim inilah yang kemudian ditepis oleh Smith, dan menyebut pengembangan AI semacam itu masih membutuhkan waktu sangat lama.

ADVERTISEMENT

"Jelas tidak mungkin anda bisa melihat apa yang disebut AGI, di mana komputer sudah lebih pintar dari manusia, dalam 12 bulan ke depan. Ini membutuhkan waktu bertahun-tahun, malah berdekade-dekade, namun saya berpikir ini masih waktunya untuk fokus pada keamanan," kata Smith.

Sumber yang dikutip Reuters menyebutkan kalau masukan pegawai OpenAI ke dewan direksi itu hanya satu dari sekian banyak masalah yang berujung pada pemecatan Altman, termasuk rencana komersialisasi yang berlebihan sebelum memastikan keamanan layanan.

"Yang kita benar-benar butuhkan adalah safety brake. Sama seperti fitur safety brake di lift, circuit breaker di instalasi listrik, rem darurat di bis -- harus ada safety brake di sistem AI yang mengontrol infrastruktur penting, sehingga mereka tetap berada di bawah kuasa manusia," tambah Smith.




(asj/asj)
Berita Terkait