Uni Eropa Desak Tiktok dan X Berantas Konten Misinformasi
Hide Ads

Uni Eropa Desak Tiktok dan X Berantas Konten Misinformasi

Josina - detikInet
Jumat, 10 Nov 2023 12:13 WIB
TBL TBL TBL kini ramai di media sosial seperti Tiktok dan Twitter. Sebenarnya, TBL ini singkatan dari apa sih?
Foto: Getty Images/5./15 WEST
Jakarta -

Jejaring media sosial TikTok dan X (sebelumnya Twitter) diminta oleh Uni Eropa untuk meningkatkan kembali upaya mereka memberantas konten-konten missinformasi di platform mereka.

Hal tersebut disampaikan oleh European Commission Vice President Vera Jourova yang bertanggung jawab atas ekonomi digital. Jourova pun telah melakukan pertemuan dengan para eksekutif seperti TikTok Chief Executive Shou Chew dan X Head of Global Affairs Nick Pickles pada Selasa, (7/11).

Melansir dari Reuters, Jumat (10/11/2023) saat ini Uni Eropa tengah menyelidiki upaya Big Tech untuk menghapus konten berbahaya. Raksasa teknologi ini pun telah menghadapi pengawasan yang meningkat dalam satu bulan terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak konflik antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023, terjadi lonjakan untuk konten berbahaya dan disinformasi. Kejadian ini pun dinilai oleh Uni Eropa sebagai organisasi teroris.

Selain itu Uni Eropa juga berupaya mencegah disinformasi yang memengaruhi pemilihan parlemen Uni Eropa pada Juni 2024.

ADVERTISEMENT

Di bawah Undang-Undang Layanan Digital Uni Eropa, yang mulai berlaku setahun yang lalu, platform teknologi dan mesin pencari yang sangat besar harus melakukan lebih banyak hal untuk mengatasi konten berbahaya dan ilegal atau berisiko terkena denda.

TikTok mengatakan bahwa teknologi kecerdasan buatan dan lebih dari 6.000 moderator telah menghapus jutaan unggahan sejak konflik Hamas dan Israel terjadi. TikTok juga mengungkapkan memiliki tim besar yang didedikasikan secara khusus untuk menghapus konten kekerasan yang terkait dengan anak-anak. TikTok juga terus meningkatkan upaya melawan konten ilegal dan berbahaya serta pelecehan terhadap anak.

Untuk X, Jourova mengatakan bahwa mereka tidak memiliki staf yang cukup untuk berbicara dalam beberapa bahasa Uni Eropa untuk melawan disinformasi dan menyatakan keprihatinannya tentang laporan tentang tingginya jumlah konten kekerasan dan ilegal.

Menurut juru bicara Jourova, Pickles X mengatakan bahwa konten kekerasan telah berkembang secara online setelah serangan Hamas, tidak hanya pada X.

Jourova, yang sebelumnya telah bertemu dengan para eksekutif Meta (META.O) dan YouTube (GOOGL.O), mengatakan bahwa cakupan bahasa yang lebih rendah dibandingkan dengan platform besar lainnya membuatnya khawatir tentang kesiapan X untuk pemilihan umum Uni Eropa.




(jsn/jsn)