Israel Dituding Sebar Video Propaganda Anti Palestina di Game Anak
Hide Ads

Israel Dituding Sebar Video Propaganda Anti Palestina di Game Anak

Argya D. Maheswara - detikInet
Selasa, 31 Okt 2023 15:00 WIB
Ilustrasi transfer pulsa pengguna smartphone.
Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages
Jakarta -

Video propaganda perang pro-Israel masuk ke dalam beberapa game yang dimainkan anak-anak. Laporan tentang kejadian ini menuding Israel menyebarkan video propaganda anti-Palestina ke dalam game.

Game yang disusupi video tersebut adalah game yang sering dimainkan oleh anak seperti Puzzle dan Angry Birds, seperti dilansir detikINET dari Reuters, Selasa (31/10/20223).

Menurut laporan dari seorang barista di London, Maria Julia Assis (28), ketika anaknya bermain game Puzzle, terdapat video yang tampak seperti iklan masuk ke dalam game tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Video yang dimaksud merupakan video pro-Israel yang menggambarkan serangan roket, ledakan dan orang-orang bertopeng yang bersenjata. Atas hal ini, anaknya mengalami guncangan mental sampai ia harus menghapus game tersebut dengan cepat.

"Anakku terkejut, dia mengatakan 'apa yang dilakukan iklan berdarah ini dalam game saya," ungkap Assis.

ADVERTISEMENT

Reuters mencatat bahwa ada lima kasus serupa yang terjadi di Eropa. Terdapat satu kasus yang terjadi pada game Angry Birds.

Dalam hal ini, pengembang Angry Bird yaitu Rovio mengkonfirmasi melalui juru bicaranya, Lotta Backlund bahwa mereka tidak mengetahui bagaimana video tersebut masuk ke platform game mereka.

"Entah bagaimana iklan ini dengan konten yang mengganggu bisa muncul pada game kami, saat ini kami sedang melakukan pemblokiran manual," jelas Lotta.

Sementara itu, pihak Israel melalui Kepala Digital Kementerian Luar Negeri Israel, David Sranga mengkonfirmasi bahwa video yang masuk ke dalam game anak merupakan iklan yang mereka promosikan.

Namun, pihaknya tidak mengetahui kenapa video tersebut bisa masuk ke dalam beberapa game yang dimainkan oleh anak-anak.

Ia juga menambahkan bahwa upaya itu merupakan langkah Israel untuk menunjukkan apa yang sedang terjadi di sana. Pemerintah Israel menghabiskan hampir USD 1,5 juta atau sekitar Rp 15,8 miliar untuk mempromosikan video tersebut di platform digital.

Sranga juga mengklaim bahwa pihaknya memberi batasan pada video tersebut agar tidak dapat diakses oleh anak di bawah 18 tahun.

*Artikel ini ditulis oleh Argya D. Maheswara, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom

[Gambas:Youtube]



(fyk/fyk)