.webp)
Elon Musk berencana menyediakan akses internet satelit Starlink bagi organisasi bantuan di Gaza, setelah komunikasi dari dan ke wilayah tersebut terputus sejak Jumat (27/10) malam. Israel berupaya mencegahnya.
Untuk diketahui, layanan internet dan seluler di Jalur Gaza mati total setelah Israel membombardir wilayah tersebut. Mereka kemudian memulai serangan darat pertamanya ke Gaza.
Nomor telepon darurat 101 tidak berfungsi. Artinya, ambulans pun tidak dapat dihubungi. Banyak jurnalis, pekerja bantuan, dan relawan di Jalur Gaza juga kehilangan kontak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi, kemudian menanggapi postingan Musk di X, dengan mengatakan Israel akan melawan upaya CEO SpaceX tersebut untuk menyediakan internet Starlink ke Gaza.
"Israel akan menggunakan segala cara untuk melawan hal ini," kata Karhi dalam postingannya.
Dalam sebuah postingan di X, anggota Kongres dari Partai Demokrat Alexandria Ocasio-Cortez mengkritik hilangnya akses telekomunikasi dan internet, dan menyebutnya sebagai situasi yang tidak dapat diterima.
Menanggapi komentarnya, Musk kemudian berkata akan mendukung akses komunikasi di Gaza melalui Starlink.
"Starlink akan mendukung konektivitas dengan organisasi bantuan yang diakui secara internasional di Gaza," sebutnya.
Namun sejauh ini belum ada konfirmasi bahwa Starlink telah secara resmi menawarkan layanannya selain tweet Musk. Belum diketahui pula apakah ada terminal Starlink yang diperlukan agar koneksi internet satelit dapat berfungsi di Gaza.
Karhi mengatakan telah ada pembicaraan dengan SpaceX tentang penggunaan layanan Starlink di wilayah yang berbatasan dengan zona konflik.
Belajar dari konflik Rusia-Ukraina, peran konektivitas Starlink dalam perang Ukraina telah menimbulkan kontroversi mengenai kendali yang ditawarkan kepada Musk dalam konflik tersebut. Dia dituduh mematikan jaringan Starlink di Krimea selama serangan Ukraina terhadap armada angkatan laut Rusia tahun lalu.
(rns/rns)
