Jet Tempur F-35 Bisa Hilang, Pakar: Sungguh Konyol
Hide Ads

Jet Tempur F-35 Bisa Hilang, Pakar: Sungguh Konyol

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 21 Sep 2023 18:00 WIB
Jerman Tandatangani Pembelian Jet Tempur F-35
Jet tempur F-35. Foto: DW (News)
Jakarta -

Selama lebih dari 24 jam, jet tempur F-35 seakan hilang tanpa jejak, setelah pilotnya melontarkan diri karena ada masalah. Puing-puingnya ditemukan di pedesaan Carolina Selatan, cukup jauh dari Pangkalan Udara di Charleston, tempat jet ini lepas landas.

Kejadian ini pun dipandang memalukan karena F-35 dibekali beragam teknologi terkini. Pengamat penerbangan dan pensiunan militer Amerika Serikat, Kolonel Steve Ganyard, kaget dan heran hal itu bisa terjadi.

"Walaupun itu pesawat siluman, kehilangan pesawat siluman sulit dimengerti. Sungguh konyol kalau pesawat semahal dan secanggih ini bisa lenyap begitu saja," ujarnya, tentang jet seharga lebih dari USD 100 juta itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perangkat transponder yang ada pada F-35 sebenarnya dapat membantu menemukannya, namun Korps Marinir belum mengatakan apakah perangkat itu berfungsi saat kejadian.

"Jika ada, katakanlah, kegagalan listrik di pesawat sehingga transponder yang mengirimkan sinyal ke radar tidak lagi berfungsi, maka pesawat tersebut memang benar menjadi pesawat siluman, yang pada dasarnya tidak terlihat oleh radar," kata Ganyard.

ADVERTISEMENT

Helikopter aparat pertama kali menemukan pesawat dan puing-puingnya dan kemudian area itu diamankan untuk mengambilnya. Sedangkan pilot yang melontarkan diri dari F-35 telah keluar dari rumah sakit. Pilot tersebut, yang namanya belum dirilis, tak mengalami cedera serius. Juga tidak ada korban sipil yang dilaporkan.

Menurut pejabat, sang pilot mengalami kerusakan fungsi di jet dan terpaksa melontarkan diri. Korps Marinir sebelumnya menyebut insiden itu sebagai sebuah kecelakaan. "Kami tidak dapat memberikan rincian tambahan untuk menjaga integritas proses investigasi," sebut sumber pejabat.

Militer pun dikritik karena seakan ada yang ditutupi. "Mereka tidak bisa memberi jawaban kepada masyarakat, ketika terjadi kesalahan. Kita harus bisa bertanggung jawab atas hal tersebut dan berkomunikasi serta bersikap transparan kepada publik," kata politisi Partai Republik, Nancy Mace.




(fyk/asj)