Misteri di Balik Hilangnya Jet Tempur F-35 yang Hebohkan Amerika
Hide Ads

Misteri di Balik Hilangnya Jet Tempur F-35 yang Hebohkan Amerika

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 21 Sep 2023 12:45 WIB
A F-35B Lightning II aircraft from the Marine Fighter Attack Squadron 211 launches from the deck aboard the amphibious assault ship USS Essex as part of the F-35Bs first combat strike, against a Taliban target in Afghanistan, September 27, 2018. Mass Communication Specialist 3rd Class Matthew Freeman/U.S. Navy/Handout via REUTERS/File photo Acquire Licensing Rights
Foto: Mass Communication Specialist 3rd Class Matthew Freeman/U.S. Navy/Handout via REUTERS/File photo Acquire Licensing Rights
Jakarta -

F-35 adalah jet tempur siluman andalan Amerika Serikat, dibekali dengan beragam teknologi canggih. Maka ketika baru-baru ini F-35 kecelakaan dan sempat lama hilang tanpa jejak, pertanyaan pun mengemuka.

Jet tempur itu hilang selama lebih dari 24 jam sebelum puing-puingnya ditemukan di pedesaan Carolina Selatan. Para penyelidik diperkirakan butuh waktu berbulan-bulan menyusun kronologi, untuk menentukan mengapa pilot melontarkan diri dan mengapa jet itu tampaknya terus terbang tanpa terdeteksi.

Setelah awalnya mengatakan jet dibiarkan dalam mode autopilot ketika pilot keluar dari pesawat, Jeremy Huggins, juru bicara Pangkalan Gabungan Charleston kemudian meralat jika pihak berwenang belum tahu apakah itu yang terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Pangkalan Gabungan Charleston di Carolina Selatan minta bantuan masyarakat untuk menemukan jet tersebut, internet dipenuhi meme seperti "Bung, di mana F-35 saya?" dan mengungkapkan keheranan bahwa pesawat dengan kemampuan mode siluman bisa hilang begitu saja.

"Bagaimana bisa kalian kehilangan F-35? Mengapa tidak ada alat pelacak dan meminta masyarakat untuk apa, menemukan jet dan menyerahkannya?" kata senator Nancy Mace yang dikutip detikINET darn NBC News.

ADVERTISEMENT

F-35B Lightning Jet II yang jatuh ini, dibuat oleh Lockheed Martin dan dioperasikan korps marinir sejak 2015, lepas landas dari Pangkalan Bersama Charleston pada Minggu sore waktu setempat. Itu adalah salah satu dari dua pesawat yang terlibat dalam pelatihan rutin. Tepat sebelum jam 2 siang, salah satu pilot melontarkan diri, terjun payung ke halaman belakang sebuah rumah di Charleston. Pilot yang tak disebut namanya dibawa ke rumah sakit dalam kondisi stabil.

Setelah jam 5 sore, Pangkalan Gabungan Charleston memposting di medsos bahwa seorang pilot berhasil keluar dengan selamat setelah kecelakaan yang melibatkan sebuah F-35. "Jika Anda punya informasi tentang keberadaan F-35, silakan hubungi Pusat Operasi Pertahanan Pangkalan kami," tulis mereka.

Mereka mencari jet tersebut secara intensif, tapi baru pada pukul 18.30 hari Senin, pangkalan tersebut mengumumkan aparat telah menemukan tumpukan puing di Williamsburg County, wilayah pedesaan sekitar dua jam perjalanan ke timur laut pangkalan tersebut.

Mengapa pilot melontarkan diri?

Belum dijelaskan mengapa pilot itu melontarkan diri, tapi pakar menyatakan keputusan semacam itu tak sembarangan diambil. "Pelontaran ini adalah keputusan terakhir," kata David Berke, mantan komandan skuadron F-35 pertama Korps Marinir di Carolina Selatan dari tahun 2012 hingga 2014.

"Sesuatu telah terjadi secara dahsyat di mana risiko terhadap pesawat dan lingkungan sekitarnya sangat tinggi sehingga ejeksi akan menyelamatkan nyawa pilot," katanya.

F-35B unik dibanding model lainnya, menurut Dan Grazier selaku peneliti senior di Project on Government Oversight. "F-35B memiliki fungsi auto-eject. Saya ingin tahu apakah jet itu mengeluarkannya tanpa sengaja," katanya.

Versi jet yang jatuh ini menelan biaya sekitar USD 140 juta, sehingga kerugian tak sedikit. "Saya tak menyalahkan pilot jika itu adalah tindakan tepat," kata Grazier, seraya menambahkan bahwa pihak militer ingin tahu apakah tindakan tersebut dilakukan karena kegagalan mekanis, perangkat lunak, kesalahan pilot, atau hal lainnya.

Halaman selanjutnya, mengapa F-35 hilang komunikasi?

Mengapa jet ini hilang komunikasi?

F-35 dilengkapi transponder yang memungkinkan pesawat dilacak. Namun para pejabat militer pada awalnya mengatakan transponder tersebut tampaknya tidak berfungsi dan tidak yakin mengapa.

JJ Gertler, seorang analis senior di Teal Grouo, menilai motor roket di kursi lontar pilot bisa saja sangat kuat sehingga 'memasak' perangkat elektronik, kabel, memutus aliran listrik ke transponder, dan banyak hal lainnya di kokpit.

Dia mengatakan transpondernya mungkin tidak dihidupkan karena pesawat tersebut terbang dengan F-35, yang transpondernya sudah aktif. Jet kedua akan dimatikan untuk mencegah kebisingan tambahan."Itu hanya prosedur normal," kata Berke.

Para pejabat militer juga ingin mengetahui bagaimana jet tersebut bisa terus terbang dan tak jatuh lebih awal. Berke mengatakan jika tidak ada masalah mesin yang memaksa pesawat turun dari angkasa, pesawat mungkin bisa tetap meluncur jika dibiarkan dalam mode autopilot.

"Jika mesin jet bekerja dengan baik dan berada dalam posisi stabil ketika pilot melakukan ejeksi, hal itu sangat masuk akal," katanya.