Presidem Belarusia, Alexander Lukashenko, mengumumkan bahwa negaranya sudah mulai menerima senjata nuklir taktis dari Rusia. Ia mengklaim sebagian bom itu lebih dahsyat ketimbang bom atom yang dijatuhkan ke Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.
"Bom itu tiga kali lipat lebih powerful daripada yang dulu dijatuhkan ke Hiroshima dan Nagasaki," klaimnya, seperti dikutip detikINET dari Independent.
Ini terjadi lima hari setelah Vladimir Putin mengumumkan rencana untuk mulai mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarusia, setelah fasilitas penyimpanan khusus siap. Lukashenko mengatakan Belarusia memiliki banyak fasilitas penyimpanan nuklir dari era Soviet dan telah memulihkan lima atau enam di antaranya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai pengendalian senjata nuklir di tangan Rusia, Lukashenko menyebut bahwa Putin dan dia dapat saling mengangkat telepon kapan saja. Lukashenko menyatakan senjata nuklir akan membantu mereka mengantisipasi negara Barat yang selalu menjadikan Belarusia target.
"Mereka ingin menghancurkan kita sampai berkeping-keping sejak tahun 2020. Tak seorang pun (berani) melawan negara nuklir, negara yang punya senjata nuklir," cetusnya, sembari menambahkan bahwa senjata ini akan menjadi pencegah jika ada penjajah yang ingin menantang Belarusia.
Belarusia telah menjadi mitra aktif dalam invasi skala penuh Rusia ke Ukraina karena secara konsisten mengizinkan wilayahnya digunakan oleh pasukan Rusia untuk menyerang Kyiv.
Pengumuman pertama tentang senjata nuklir taktis dilontarkan pada bulan Maret oleh Putin yang menyalahkan penempatan senjata semacam itu oleh AS di sejumlah negara Eropa selama beberapa dekade.
Rusia tidak mengatakan berapa banyak senjata nuklir taktisnya yang akan dikirim ke Belarusia. Pemerintah AS yakin Rusia memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis, meliputi bom yang dapat dibawa oleh pesawat terbang, hulu ledak untuk rudal jarak pendek, dan peluru artileri.
Tentu saja diharapkan, perang nuklir jangan sampai terjadi. Dalam sebuah penelitian oleh jurnal Nature Food, jika terjadi perang nuklir antara Rusia dengan AS, maka 5 miliar orang berpotensi tewas. Sebagian bukan karena dampak langsung, tapi oleh kelaparan.
Perang nuklir jelas berdampak di lokasinya dan menewaskan banyak orang. Namun material bom nuklir yang terlepas ke atmosfer bisa pula menghalangi sinar Matahari dan menurunkan suhu global dengan istilah musim dingin nuklir.
(fyk/rns)