Jeff Bezos, salah manusia terkaya dunia saat ini, berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Bahkan bisa dibilang melarat dan penuh perjuangan. Sang ibu mengandung Bezos saat masih sekolah SMA.
"Aku bisa pastikan bahwa jadi seorang remaja hamil di SMA tidaklah keren di daerah Albuquerque, New Meksiko, waktu itu. Jadi memang sangat sulit baginya," kata Bezos, pendiri raksasa toko online Amazon.
Kala melahirkan Bezos, Jacklyn Bezos baru 17 tahun. Pihak sekolah yang konservatif awalnya mengatakan ia tak boleh menyelesaikan sekolah. "Itu tak masuk akal, jadi aku terus berjuang. Dan akhirnya sekolah mengalah, mereka mengizinkanku balik ke sekolah dengan syarat," kata Jacklyn.
Syarat itu demikian berat seperti tak boleh bicara dengan murid lain, tak boleh makan siang di kantin dan tak boleh maju ke depan saat lulus. Namun Jacklyn mampu memenuhi kondisi itu dan lulus.
Saat Bezos baru 17 bulan, ia cerai dengan suaminya, Ted Jorgensen, lalu bekerja sebagai sekretaris dengan bayaran minim. Ia menyewa apartemen, tapi tak bisa bayar kebutuhan lain seperti telepon. "Itulah bagaimana kami bisa tinggal di apartemen, karena aku tak perlu bayar telepon," katanya.
Advertisement
Ingin terus belajar, Jacklyn kuliah malam, kadang membawa Jeff Bezos ikut serta. "Aku bawa dua tas, satu untuk buku teks dan lainnya penuh popok dan botol serta benda-benda yang mungkin bisa membuat Bezos tertarik," ujar Jacklyn yang dikutip detikINET dari CNBC.
Saat kuliah itulah, Jacklyn bertemu dengan Mike Bezos, imigran asal Kuba yang kemudian jadi suaminya. Jeff selalu menganggap Mike adalah ayah kandungnya sendiri.
Keluarga muda itu pindah dan Jacklyn tertunda kuliahnya bertahun-tahun. Saat Jeff Bezos kuliah, Jacklyn jadi bertekad kembali ke kampus dan berhasil tamat, lebih dari dua dekade dari saat dia lulus SMA, saat berumur 40 tahun. Kini, perjuangan keras itu tinggal kenangan. Jacklyn tinggal hidup nyaman, menyaksikan anaknya mengendalikan Amazon dan jadi orang terkaya di dunia.
Halaman selanjutnya, ayah tiri yang menginspirasi>>>
(fyk/afr)