Bantuan sistem rudal jarak jauh HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) diklaim Ukraina membuat Rusia kewalahan. Tak hanya menembak sasaran strategis, beberapa petinggi militer Rusia juga diklaim jadi korban. Bagaimana tanggapan pihak Rusia?
Pihak Ukraina telah mengklaim sistem pertahanan rudal Rusia tak bisa menangkis rudal jarak jauh HIMARS yang presisi. "Semua sistem S-300 dan sistem pertahanan lain sungguh tidak bisa apa-apa melawannya," kata pejabat Ukraina.
Saat ini, ada sekitar 8 unit HIMARS bantuan Amerika yang dioperasikan Ukraina. AS rencananya akan mengirim 4 unit lagi. Menanggapinya, pihak Rusia mengklaim akan dapat menangkis serangan HIMARS.
"Kita tidak seharusnya takut dengan HIMARS, harus melawannya. Senjata ini bukanlah obat mujarab, hanya sebuah senjata yang saat ini digunakan oleh musuh," cetus Andrei Kartapolov, bos State Duma Defens Comittee Rusia.
"Di saat yang sama, saya ingin menekankan bahwa spesialis dari negara asing, katakanlah tentara bayaran, yang mengarahkannya ke target. Saya tidak menepis kemungkinan ada orang Amerika yang bekerja di sana," tambahnya.
"Memang senjata ini serius, tapi ada penangkalnya, yaitu fasilitas pertahanan udara kita," lanjutnya seperti dikutip detikINET dari Nesweek, Jumat (12/7/2022), sembari mengklaim bahwa Rusia berhasil menembak jatuh serangan 12 rudal dari pihak Ukraina.
Sistem senjata yang dikirim AS adalah MLRS tipe M142 HIMARS. Ada varian yang mampu menembak sampai ratusan kilometer, tapi versi yang dikirim ke Ukraina hanya bisa menembak sejauh 80 kilometer agar tak mencapai teritori Rusia.
HIMARS ini mudah dipindahkan dan dapat dioperasikan hanya oleh 8 tentara. Kelebihan besar lainnya, sistem pemandu GPS membuatnya diklaim sangat akurat dalam menembak sasaran.
Simak Video "Joe Biden Disebut Tak Berani ke Ukraina Tanpa Memperingatkan Rusia"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fay)