Roket atau rudal jarak jauh dengan teknologi canggih asal Amerika Serikat, HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System), kini sangat diandalkan Ukraina dalam menggempur Rusia. Bahkan militer Ukraina mengklaim pihak Rusia kelabakan diserang rudal tersebut.
AS telah mengirimkan sekitar 8 unit HIMARS jenis M142, sistem rudal jarak jauh yang mematikan. Versi yang dikirim ke Rusia punya daya jangkau sampai sekitar 80 kilometer.
Seperti dikutip detikINET dari Newsweek, Gubernur Luhanks, Serhy Haidai, mengklaim bahwa Rusia masuk dalam mode panik menghadapi artileri jarak jauh itu karena sukar ditangkis. Luhanks sendiri adalah medan laga sengit dan diklaim Rusia sudah mereka duduki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti dilihat dunia dalam minggu belakangan ini, kami mampu menorehkan kerusakan besar pada sistem pertahanan rudal mereka serta fasiltas amunisi jauh di belakang garis musuh," klaimnya.
Ia menyatakan keberhasilan itu karena masuknya banyak senjata dari barat. Jika semakin banyak senjata lagi diberikan, ia menyatakan Ukraina akan semakin sukses menyerang balik.
AS tercatat punya dua varian MLRS ini. Pertama M270 yang diproduksi pertama kali pada tahun 1983. Roket yang ditembakkannya bisa menyasar target antara 32 sampai 40 kilometer jauhnya. Bahkan varian lebih canggih bisa menjangkau sekitar 160 kilometer.
Varian kedua M142 HIMARS, dikembangkan tahun 1990-an, roket standar dari sistem ini dapat menembak sampai 300 kilometer. Ada model khusus yang efektif sampai 498 kilometer. Namun yang dikirim ke Ukraina sengaja dibatasi jangkauannya agar tidak mencapai area Rusia.
Dilaporkan, lusinan gudang amunisi dan bahan bakar Rusia dihancurkan beberapa waktu belakangan, terutama dengan HIMARS. Tak hanya itu, tak sedikit pimpinan militer Rusia juga diklaim tewas.
"Sepuluh HIMARS saja sudah membuat perbedaan, tapi kami perlu 100, yaitu 10 batalion dengan 10 HIMARS masing-masing untuk disebar di garis depan. Atau setidaknya 50 unit," tambah sang gubernur.
"Jadi tidak ada artinya apa yang akan dikerahkan Rusia, mereka sudah masuk mode panik melawan senjata jarak jauh presisi tinggi itu, yang membombardir posisi mereka."
Ia mengklaim sistem pertahanan rudal Rusia tak bisa menangkis rudal jarak jauh HIMARS. "Semua sistem S-300 dan sistem pertahanan lain sungguh tidak bisa apa-apa melawannya," kata Hiadai.
(fyk/fyk)