Elon Musk memutuslan batal beli Twitter. Sebelumnya, sempat diramalkan seorang bos tekno bahwa sebenarnya Elon Musk tidak mampu membeli Twitter. Hal ini diutarakan oleh Roger Kay, pendiri dan presiden Endpoint Technologies Associates.
"Anda benar-benar tidak tahu apa yang diharapkan darinya. Saya tidak akan terkejut jika dia tiba-tiba mengonfigurasi ulang tawarannya dan mengabaikannya. Dia hanya akan berkata, 'Yah, itu tidak sepadan'," jelas Kay dalam sebuah wawancara dengan Vanity Fair.
"Biasanya, Anda menyewa bank investasi dan pengacara yang sangat berhati-hati dengan apa yang Anda katakan. Anda tidak terlalu menjanjikan apa pun. Anda tidak mengumumkan apa pun sampai benar-benar ditekan. Musk tidak melakukan semua itu. Dan hasilnya adalah kekacauan," ucap Kay.
Elon Musk batal membeli Twitter senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 659 triliun. Alasan Elon Musk tidak jadi beli Twitter adalah karena ia merasa perusahaan berikon burung biru itu memberikan informasi yang menyesatkan selama proses negosiasi. Padahal, Musk sebelumnya dikabarkan sudah mengantongi USD 7,12 miliar untuk pendanaan kesepakatan dengan Twitter. Kelompok co-investornya termasuk salah satu pendiri Oracle (dan pendukung Trump) Larry Ellison, sebuah rumah investasi yang dijalankan oleh dana kekayaan negara Qatar, Sequoia Capital, Andreessen Horowitz, platform pertukaran crypto Binance, dan 13 lainnya.
"Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan, dan terkadang mengklaim untuk mematuhinya sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan kepada Mr Musk," tulis pengacara Musk, Mike Ringler dkutip dari laman NPR, Rabu (13/7/2022).
Simak Video "Video: Sesal Elon Musk Telah Kritik Donald Trump"
(ask/fay)