Semua sudah tahu kalau Twitter adalah platform medsos yang paling banyak dipakai berpolitik. Bagaimana posisi Elon Musk?
Pengalaman beberapa peristiwa politik besar di dunia seperti Pilpres Indonesia 2019 dan Pilpres Amerika Serikat 2020, Twitter dipakai untuk saling serang antara kubu politik yang berbeda. Tentu semua masih ingat banyak twitwar saat itu.
Twitter selama ini menghadapi tantangan misinformasi, hoax, hate speech dan lain-lain. Mereka pun menjawab dengan menghapus atau memblokir akun yang melanggar panduan komunitas, meskipun dia adalah seorang Donald Trump.
Ketika Elon Musk tampil untuk membeli Twitter senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 635 triliun, dia melempar wacana untuk menjadikan Twitter sebagai pendukung kebebasan berbicara. Ucapannya ini ditanggapi beragam.
Mereka yang pernah kena blokir Twitter berharap bisa kembali lagi. Sedangkan mereka yang melawan hoax dan ujaran kebencian, kuatir Twitter jadi ajang perang media sosial yang lebih buruk.
Apa kata Elon Musk? Dipantau detikINET, Kamis (28/4/2022) Elon Musk menjawab kritikan publik. Dia mengatakan Twitter akan menjadi platform yang netral.
"Agar Twitter mendapatkan kepercayaan publik, ia harus netral secara politik, yang secara efektif berarti mengecewakan untuk kubu kiri dan kanan secara setara," kata Elon.
Kicauan Elon mendapat 1,2 juta like, 126,2 ribu retweet dan 24,4 ribu quote tweet. Banyak yang kurang puas dengan jawaban Elon.
Banyak pengamat bilang, para politisi sayap kanan kebanjiran follower baru. Rezim yang otoriter pun akan diuntungkan, sementara rakyat dinilai akan semakin tertekan.
Elon Musk dikatakan harus memberikan contoh kalau Twitter bisa bertindak netral. Barulah setelah itu orang akan percaya. Nah, inilah komentar sejumlah netizen dunia.
"Twitter is pretty neutral, what about the the bullying, racism, misinformation? How do you plan to tackle that? Why haven't you addressed these issues?" kata @davidmweissman, politisi AS yang menentang Donald Trump.
"In Iran,Twitter for the people has been filtered and blocked by the ruling regime of Iran, while the Iranian rulers have Twitter accounts without any restrictions, please pay attention to the freedom of expression of the Iranian people," kata @chawshin_83 dari Iran.
"One important indication would be for you to lead by example, engaging with/responding to people across political spectrum," kata @ianbremmer, pengamat politik AS.
Sebelumnya, Elon Musk juga sudah menjawab kritikan soal kebebasan berbicara di Twitter. Dia mengatakan hal itu tidak akan membuat Twitter menjadi liar karena semua harus sesuai koridor hukum.
Baca juga: Celetukan Elon Musk Mau Beli Coca Cola |
Simak Video "Elon Musk Bakal Bentuk Dewan Moderasi Twitter, Apa Tugasnya?"
[Gambas:Video 20detik]
(fay/fyk)