Kongo, yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia, memiliki komunitas unik bernama La Sape di mana orang-orangnya berpakaian perlente ala crazy rich di tengah kampung yang kumuh.
Para penganut La Sape dikenal karena kecintaan mereka mengenakan pakaian bermerek mahal, meski mereka hidup melarat. Berikut adalah fakta-fakta unik La Sape.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Berasal dari bahasa Prancis
La Sape adalah singkatan dari bahasa Prancis SociΓ©tΓ© des ambianceurs et des personnes elegantes atau Society of Atmosphere-setters and Elegant People.
Sape sendiri juga mengisyaratkan kata slang Prancis yang berarti berdandan. Budaya ini berpusat di kota Kinshasa dan Brazzaville, Kongo. Penganutnya dijuluki sapeur untuk lelaki dan sapeuse untuk perempuan.
2. Muncul di awal abad ke-20
Asal-usul La Sape diyakini bermula di awal abad ke-20 di masa penjajahan Belgia-Prancis di mana budak Kongo bekerja untuk mendapatkan pakaian bekas.
Di luar jam kerja, para pria Kongo mulai berpakaian seperti pria Prancis yang fashionable, ditandai dengan pakaian warna-warni, sepatu mewah, aksesoris seperti topi bowler, tongkat, dan kacamata hitam. Mengenakan pakaian seperti itu, mereka merasa keren dan mendapatkan energi serta kegembiraan.
3. Bentuk ekspresi sosial
La Sape adalah bentuk eskpresi sosial dari orang-orang yang pernah dijajah. Sapeur menggunakan gerakan ini sebagai pelarian dari kesengsaraan mereka, yang kemudian menjadi inspirasi bagi komunitas lain.
Namun saat ini La Sape juga menjadi ideologi gerakan tentang menjadi bahagia dan elegan bahkan jika seseorang sebenarnya kekurangan makan. La Sape lebih dari sebuah subkultur. Ini adalah bagian penting dari budaya Kongo. Bahkan, para politisi dan musisi menghormati gerakan ini.
Simak Video "Video: Trump Disebut Salah Klaim soal Foto Genosida Kulit Putih di Afsel"
[Gambas:Video 20detik]