Seorang ilmuwan Rusia yang bekerja di sebuah universitas Jerman telah ditangkap dan kini menjalani proses pengadilan. Pasalnya, dia dituding merangkap sebagai mata-mata dan telah membocorkan teknologi roket rahasia kepada Rusia.
Otoritas Jerman menyebut, tersangka bernama Ilnur N, telah membocorkan informasi mengenai program roket antariksa Ariane yang dikembangkan Eropa, ke SVR yang adalah lembaga intelijen Rusia.
Sang ilmuwan diketahui telah direkrut sebagai mata-mata Rusia pada tahun 2019. Dia berprofesi sebagai asisten riset di departemen sains dan teknologi di universitas tempatnya bekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia telah memberikan informasi mengenai proyek riset dalam bidang teknologi pesawat antariksa, khususnya soal pengembangan roket Ariane," kata jaksa penuntut yang dikutip detikINET dari Deutsche Welle.
Ariane dikembangkan oleh lembaga antariksa Eropa, European Space Agency (ESA). Teknologinya meliputi mengantarkan barang ke luar angkasa dan juga satelit.
Menurut pengadilan, Ilnur rutin bertemu dengan agen intelijen Rusia yang berada di Jerman. Sang ilmuwan Rusia diiming-imingi sejumlah uang agar mau membocorkan teknologi roket tersebut ke pihak Rusia.
Secara total, Ilnur dituding menerima uang tunai senilai USD 2.800 untuk membocorkan informasi sensitif tersebut. Otoritas Jerman mencurigai tindak tanduknya dan akhirnya menangkapnya tahun silam.
Jerman sudah beberapa kali mengungkap kasus mata-mata yang membocorkan informasi berharga ke Rusia. Pada Oktober 2021 silam, seorang pria Jerman dijatuhi hukuman penjara 2 tahun karena terbukti membagikan informasi kepada agen rahasia Rusia.
Agustus silam, seorang mantan pegawai di Kedubes Inggris juga ditangkap dengan tuduhan serupa. Selain itu, Jerman juga berulangkali menuding Rusia menyerang negaranya dengan serangan cyber.
(fyk/fay)