Takut Disadap, AS Wajibkan HP Sekali Pakai Buat Atlet Olimpiade Beijing
Hide Ads

Takut Disadap, AS Wajibkan HP Sekali Pakai Buat Atlet Olimpiade Beijing

Rachmatunnisa - detikInet
Senin, 24 Jan 2022 11:20 WIB
Darkweb, darknet and hacking concept. Hacker with cellphone. Man using dark web with smartphone. Mobile phone fraud, online scam and cyber security threat. Scammer using stolen cell. AR data code.
Takut Disadap, AS Suruh Atletnya Pakai HP Sekali Pakai di Olimpiade Beijing. Foto: Getty Images/iStockphoto/Tero Vesalainen
Jakarta -

Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat (AS) meminta para atletnya tak menggunakan ponsel pribadi saat bertanding di Olimpiade Musim Dingin di Beijing, China bulan depan. Sebagai gantinya, mereka disarankan menggunakan burner phone atau ponsel burner alias HP sekali pakai.

Di film bertema mata-mata, badan intelijen atau thriller kriminal, sering ditampilkan seseorang membuang ponsel setelah digunakan. Burner phone biasanya merupakan ponsel fitur kuno yang sangat murah yang hanya dapat digunakan untuk panggilan telepon dan mengirim pesan teks.

Perangkat ini memang tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam jangka waktu lama. Burner phone biasanya dibekali kartu SIM prabayar dengan kredit (pulsa) yang dimuat ke dalamnya. Setelah kredit habis, kita bisa membuangnya, tergantung berapa lama kita ingin menggunakan perangkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah yang terbilang ekstrem ini dilakukan AS untuk melindungi atletnya dari penyadapan. Mereka khawatir akan pengawasan ketat yang diterapkan pemerintah China dan mengantisipasi adanya perangkat lunak berbahaya menyusup ke perangkat milik atlet.

Peringatan itu sebelumnya juga sudah pernah dua kali disampaikan tahun lalu, untuk mewanti-wanti para atlet tentang kemungkinan pengawasan aktivitas digital saat berada di China.

ADVERTISEMENT

"Setiap perangkat, komunikasi, transaksi, dan aktivitas online dapat dipantau. Perangkat Anda juga dapat disusupi dengan perangkat lunak berbahaya yang dapat berdampak negatif pada penggunaan perangkat di masa mendatang," demikian bunyi peringatan tersebut seperti dikutip dari The Verge.

Sumber lain yang dilansir dari Wall Street Journal menyebutkan, tak hanya AS yang menyampaikan hal ini kepada para atletnya, Inggris, Kanada, dan Belanda juga telah memperingatkan para atlet agar tidak membawa barang elektronik pribadi mereka ke negara itu.

Kekhawatiran Komite Olimpiade dan Paralimpiade ini bukannya tanpa alasan. Pada 2019, kabarnya China ketahuan memasang spyware secara diam-diam di ponsel wisatawan yang masuk dari wilayah Xinjiang. Daerah yang diawasi ketat ini dihuni oleh orang-orang Uyghur.

Selain itu, kelompok riset Citizen Lab menemukan bahwa aplikasi Olimpiade My2022 China, yang harus dipasang oleh semua peserta Olimpiade dan Paralimpiade, penuh dengan lubang keamanan yang dapat menyebabkan pelanggaran privasi, pengawasan, dan peretasan.

Kilas balik ketika Beijing menggelar Olimpiade Musim Panas 2008, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengeluarkan peringatan serupa untuk setiap pelancong yang mengunjungi China, memperingatkan bahwa membawa perangkat apa pun berpotensi membuat mereka berisiko mengalami akses tidak sah dan pencurian data oleh elemen pemerintah, kriminal, atau asing.

Namun, sedikit berbeda pada Olimpiade kali ini, di tengah situasi pandemi COVID-19, para atlet kemungkinan akan sangat bergantung pada perangkat seluler mereka untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga. Hal ini akan lebih rumit dilakukan ponsel burner yang dilengkapi dengan batasan data seluler, SMS, dan panggilan.

Tetapi bahkan jika atlet Olimpiade ingin menggunakan ponsel burner mereka untuk menjelajahi internet, mereka mungkin masih tidak bebas mengakses internet karena China dikenal sangat membatasi internet.

Selama Olimpiade 2008, China berjanji untuk memberikan akses internet tak terbatas kepada penonton, jurnalis, dan atlet. Untuk diketahui, negara yang dikenal dengan sebutan The Great Firewall of China ini memblokir sejumlah situs web populer seperti Google, YouTube, Twitter, Facebook, Netflix, dan banyak lagi.

Namun, China tampaknya tidak menepati janjinya. Banyak wartawan melaporkan bahwa mereka masih tidak dapat mengakses situs web tertentu, termasuk BBC China, sejumlah surat kabar Hong Kong, serta situs organisasi hak asasi manusia Amnesty International.

Menanggapi peringatan yang disampaik AS kali ini kepada para atletnya, China sekali lagi mengatakan akan memberikan akses internet tanpa sensor kepada atlet dan jurnalis. Tetapi tidak jelas apakah negara itu masih akan memblokir situs-situs tertentu.




(rns/rns)