Duh! Banyak Ortu Lalai Atur Akses Gadget Pada Anak

Duh! Banyak Ortu Lalai Atur Akses Gadget Pada Anak

ADVERTISEMENT

Duh! Banyak Ortu Lalai Atur Akses Gadget Pada Anak

Adi Fida Rahman - detikInet
Minggu, 07 Nov 2021 06:50 WIB
Portrait Happy Daughter playing smartphone with her mother
Foto: Getty Images/iStockphoto/pondsaksit
Jakarta -

Orang tua kerap berang melihat anaknya menghabiskan banyak waktu dengan gadget. Tapi tanpa disadari banyak orang tua lalai dengan aturan akses gadget pada anak yang mereka buat sendiri.

Ini terlihat dari hasil studi terbaru Kaspersky. Perusahaan keamanan ini mengungkapkan bahwa 61% orang tua merasa sulit untuk menjadi panutan bagi anak-anak mereka dan bahkan terkadang tidak mengikuti aturan yang sudah diterapkan untuk anak-anak mereka.

Pada saat yang sama, lebih dari separuh orang tua (54%) mencoba membangun kebiasaan dan aturan digital yang sehat untuk seluruh anggota keluarga.

Menurut peneliti Kaspersky, sejak usia dini, anak-anak cenderung meniru perilaku dan kebiasaan orang dewasa di segala bidang kehidupan, termasuk sikap terhadap perangkat digital. Selain itu, banyak anak-anak yang telah menerima perangkat pertama mereka pada usia muda.

Sebanyak 68% anak- anak menerima perangkat sebelum usia sembilan tahun," ungkap Marina Titova, Vice-President, Consumer Product Marketing di Kaspersky.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa orang tua mempersepsikan norma perilaku yang berbeda bagi diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Misalnya, hampir setengah (48% ) responden mengakui bahwa mereka menghabiskan tiga hingga lima jam di perangkat setiap hari, dan sebagian besar (62%) menganggap waktu ini normal.

Untuk anak-anak, hampir separuh (48%) menghabiskan jumlah waktu yang sama di perangkat layaknya orang tua mereka - tiga hingga lima jam sehari. Namun demikian lebih dari separuh orang dewasa (53%) ingin anak-anak mereka menghabiskan lebih sedikit waktu di perangkat, maksimal dua jam.

Dalam beberapa skenario, responden menganggap perilaku tertentu dapat diterima untuk diri mereka sendiri tetapi tidak untuk anak-anak mereka. Misalnya, 37% orang dewasa percaya bahwa berbagi foto anggota keluarga di jejaring sosial adalah hal yang normal. Sebaliknya, hanya sekitar 24% orang tua berpendapat bahwa hal ini dapat diterima untuk anak-anak mereka.

Sebanyak 22% responden juga menganggap wajar untuk melewatkan panggilan dan mematikan telepon pribadi sehingga tidak ada yang bisa menghubungi mereka. Namun, hanya 10% orang tua yang menganggap perilaku seperti itu dapat diterima untuk anak-anak mereka.

"Saat ini, semakin banyak orang tua yang mencoba membangun kebiasaan digital yang sehat layaknya nutrisi dan aturan kesehatan fisik harian, dll. Tetapi tidak ada tren yang cukup jelas atau pola perilaku yang paling tepat untuk menetapkan aturan dan praktik digital tersebut," terang Titova.

Hasil survei menunjukkan bahwa kebanyakan orang dewasa (61%) mengaku merasa sulit untuk menjadi panutan dan terkadang mereka tidak mengikuti aturan yang mereka tetapkan untuk anak-anak mereka.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT