Sudah jatuh tertimpa tangga pula, kata pepatah ini cocok untuk menggambarkan Resha, pelanggan GoPay. Sebab layanan PayLater miliknya dibobol, setelah melapor malah tetap disuruh bayar tagihan.
Resha menceritakan kepada detikINET perihal masalah yang dialaminya. Pada 2 September lalu dia menggunakan layanan PayLater besarnya Rp 79 ribu. Lalu pada Jumat (17/9/2021) dia iseng mengecek sisa limit.
Betapa kagetnya dia melihat sisa limit di layar HP-nya hanya tinggal Rp 1.500. Padahal dia tidak menggunakannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Resha coba telusuri riwayat transaksi. Ada 10 transaksi dari 15-17 September. Ditotal jumlah transaksinya Rp 1.169.000.
"Nominalnya terbilang bulat dan beragam, seperti Rp 60.000, Rp 100.000, paling besar Rp 200.000 sebanyak empat kali," terangnya.
Reshan pun coba melapor ke bagian customer service Gojek dan Findaya. Sayang solusi yang diberikan kurang memuaskan hatinya.
"Saya tetap diminta membayar nominal yang disebutkan sesuai tenggat akhir September ini. Padahal saya tidak menggunakannya dan tidak memberikan kode OTP atas transaksi tersebut," ujarnya.
Resha pun coba menelusuri transaksi misterius di akunnya. Ternyata semua digunakan untuk pembelanjaan di Codashop, layanan pembelian credit untuk game.
"Ini menunjukkan bahwa ada celah di sistem keamanan Gopay dan PayLater yang bisa dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab, di mana saya menjadi korban," ujar Resha menyimpulkan.
Dia pun mempertanyakan apakah konsumen yang dirugikan patut membayar transaksi yang tidak mereka lakukan. Terlebih dia tidak memberikan kode apapun ke siapa pun.
"Apa pantas saya membayar sesuatu yang tidak saya nikmati sebagai pelanggan? Apalagi ini kesalahan dari Gopay dan Findaya sebagai pemberi jasa," keluh Resha.
"Saya sebagai konsumen merasa dirugikan," pungkasnya.
DetikINET sudah menghubungi pihak Gopay terkait masalah ini. Mereka akan menginvestigasi terlebih dulu sebelum memberikan tanggapan.
(afr/afr)