Bos Google Dilengserkan Karena Kritik Yahudi
Hide Ads

Bos Google Dilengserkan Karena Kritik Yahudi

Tim - detikInet
Jumat, 04 Jun 2021 17:20 WIB
Workers move a Google logo during the opening of the new Alphabets Google Berlin office in Berlin, Germany, January 22, 2019. REUTERS/Hannibal Hanschke
Kantor Google. Foto: Reuters
Jakarta -

Google memutuskan untuk melengserkan salah satu bos di perusahaannya, Kamau Bob, yang menjabat sebagai Global Lead for Diversity Strategy and Research. Penyebabnya adalah tulisan blog bertema anti bangsa Yahudi yang diposting Bob beberapa tahun silam.

"Kamau Bob tidak akan lagi menjadi bagian dari tim diversitas kami dan akan fokus pada pekerjaan lain," demikian pernyataan Google. Dengan demikian, Bob tidak dipecat perusahaan melainkan dilengserkan dari jabatannya.

Keputusan itu dilakukan setelah Google menemukan postingan blog di tahun 2007 yang saat ini sudah dihapus. Blog itu judulnya "If I Were a Jew".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam postingan yang membuat Google melengserkannya itu, dia mendeskripsikan bagaimana menurutnya kaum Yahudi harus bersikap terhadap konflik di Timur Tengah. Ia mengkritik tindakan Israel kala itu terhadap Lebanon dan Gaza.

"Jika saya orang Yahudi, saya akan cemas tentang selera saya yang tak pernah terpuaskan untuk perang dan membunuh untuk mempertahankan diri saya," tulisnya seperti dikutip detikINET dari New York Post.

ADVERTISEMENT

"Mempertahankan diri tanpa keraguan adalah insting, namun saya akan cemas terhadap rasa tidak sensitif yang makin meningkat terhadap penderitaan pihak lain," tambah Bob di postingan tersebut.

Ia mengkritik pemerintah Israel. Kemudian ia menyinggung peristiwa Holocaust, di mana lewat penderitaan semacam itu, bangsa Yahudi seharusnya lebih punya empati sebagai manusia. Dia mengkritik serangan Israel ke Gaza dan Lebanon yang membuat warganya menderita.

Bob pun meminta maaf atas tulisan blognya. "Saya pertama-tama minta maaf. Apa yang saya tulis mengkarakterisasi seluruh komunitas Yahudi padahal tujuannya kritik untuk aksi militer tertentu. Saya pikir kita semua bisa setuju tak ada solusi mudah bagi situasi ini," kata sang mantan bos Google.




(fyk/rns)