Kemendikbudristek: Manfaatkan TikTok untuk Ajarkan Anak
Hide Ads

Kemendikbudristek: Manfaatkan TikTok untuk Ajarkan Anak

Aisyah Kamaliah - detikInet
Kamis, 20 Mei 2021 19:45 WIB
tiktok
Soal TikTok, Kemendikbudristek: Manfaatkan untuk Mengajarkan Anak. Foto: Deny Prastyo Utomo/detikcom
Jakarta -

Anak zaman sekarang sudah akrab dengan teknologi, mereka juga sudah khatam soal platform video singkat semisal TikTok. Ditanya soal kemajuan teknologi dan kuatnya pemakaian TikTok, Kemendikbudristek ingin guru dan orangtua bisa memanfaatkan platform tersebut sebagai wahana belajar.

Rachmadi Widdiharto Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek menyampaikannya dalam acara 'Konferensi Pers Kampanye TikTok #SamaSamaBelajar 2.0', Kamis (20/5/2021).

"Dengan adanya konten edukasi di platform, ini jadi bukti ke orangtua bahwa belajar tidak hanya lewat tatap muka saja," kata Rachmadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Rachmadi, sumber pembelajaran bisa didapatkan dari berbagai media apakah itu video, praktik, dan tatap muka. Terlebih di masa pandemi, sumber dari media online sangat dimungkinkan. Dengan wilayah sekolah dan anak yang tersebar, orangtua dan guru dapat bersama-sama berupaya memberikan bantuan materi pelajaran dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

"Kondisi saat ini masih pandemi, keberadaan platform digital adalah salah satu alternatif keberlangsungan pembelajaran. Di samping upaya Kementerian, kita berharap guru meningkatkan skill dan kompetensi, digital yang tidak ada batasnya. Berpikir kritis, check and recheck," ucapnya.

ADVERTISEMENT

TikTok sendiri kini dimanfaatkan oleh banyak profesional seperti para guru untuk menyampaikan konten edukasi berdasarkan kompetensi mereka masing-masing. Kemendikbudristek pun mengapresiasi hal ini.

"Konten mapel (di TikTok) tentunya kita sangat apresiasi, sangat dimungkinkan konten edukasi tersampaikan ke putra putri kita. Syukur kalau kreatornya adalah teman-teman guru. Ini melatih para guru, apalagi guru-guru ini kan bervariasi jenjangnya contohnya ada guru sejarah SD, SMP, SMA, jadi bisa share konten yang mengedukasi sesuai jenjang anak-anak," tandasnya.




(ask/fay)