Cegah Burung Mati, Turbin Angin Dipasangi Kamera Pintar
Hide Ads

Cegah Burung Mati, Turbin Angin Dipasangi Kamera Pintar

Josina - detikInet
Selasa, 09 Feb 2021 10:50 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kecamatan Wattang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulsel, kini jadi destinasi wisata baru. Yuk lihat.
Foto: Hasrul Nawir
Jakarta -

Instalasi seperti turbin angin diharapkan dapat membuat manusia tak lagi ketergantungan pada bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energi. Dengan ukurannya yang besar, turbin angin ternyata bisa membahayakan burung.

Sudah banyak burung yang menjadi korban dan mati karena turbin angin. Pasalnya, mereka sering tidak sengaja terbawa angin dan masuk ke dalam baling-baling turbin.

Untuk mengatasi masalah tersebut, sebuah startup bernama IdentiFlight memutuskan untuk melakukan pengujian, di mana mereka memasang kamera pintar pada beberapa turbin angin yang berlokasi di Wyoming.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir detiKINET dari Ubergizmo, kamera ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi burung, terutama jika mereka termasuk spesies yang terancam punah.

Jika kamera tersebut mendeteksi burung, maka sistem akan mengirim sinyal ke turbin yang kemudian akan melakukan gerakan yang sesuai untuk memastikan bahwa bilah baling-baling tidak akan mengenai burung.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan studi awal, mereka menemukan bahwa penggunaan kamera ini telah berhasil mengurangi jumlah burung elang yang terbunuh. Angka ini turun dari 7,5 elang yang mati dalam setahun menjadi 2,5 setahun.

Namun, banyak yang mempertanyakan kelayakan teknologi yang diciptakan IdentiFlight. Hal ini karena ukuran dan berat bilah kipas pada turbin angin menimbulkan pertanyaan, apakah dapat dihentikan tepat waktu atau tidak, dan juga betapa sulitnya menyalakannya kembali.

Selain itu ada juga masalah efisiensi, di mana jika turbin mendeteksi burung secara terus-menerus, mesin akan hidup dan mati sehingga mengurangi efektivitasnya.

Terakhir adalah masalah harga. Sistem IdentiFlight dihargai USD 150.000 untuk instalasi, dan biaya pemeliharaannya pun tidak murah, sekitar USD 8.000 setahun.




(jsn/rns)