Akses internet di Myanmar secara bertahap mulai pulih. Blokir internet secara nasional rupanya gagal meredam kemarahan publik dan protes terhadap kudeta yang berupaya menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
"Pemulihan sebagian konektivitas internet dikonfirmasi di #Myanmar mulai pukul 14:00 waktu setempat pada beberapa penyedia layanan internet, menyusul adanya pemberitahuan pemadaman," kata lembaga pemantauan internet Netblocks lewat Twitter.
Baca juga: Militer Myanmar Matikan Akses Internet |
Dikutip dari AFP, rakyat Myanmar harus kehilangan akses internet atas blokir yang diperintahkan pihak militer yang berkuasa. Netblocks melaporkan, platform media sosial tetap diblokir hingga Minggu (7/2/2021) sore waktu setempat, namun pelanggan ponsel yang menggunakan layanan MPT, Ooredoo, Telenor dan Mytel sudah bisa mengakses data internet seluler dan WiFi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Netblocks menyebutkan konektivitas internet di Myanmar berada pada status 14% dari level biasanya. Meski internet padam, beberapa feed Facebook tampak masih berhasil disiarkan dari puluhan ribu pengunjuk rasa yang berbaris di jalan-jalan Yangon, Myanmar.
Reporter khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar Tom Andrews melaporkan, gangguan akses internet secara disengaja sangat berbahaya dan merupakan pelanggaran hak asasi manusia.
"Para jenderal militer Myanmar saat ini mencoba melumpuhkan gerakan perlawanan warga dan menghalangi mereka dari dunia luar dengan mematikan hampir semua akses internet," tweetnya.
(rns/rns)