Akun Resmi Presiden Joe Biden Langsung Panen Jutaan Pengikut
Hide Ads

Akun Resmi Presiden Joe Biden Langsung Panen Jutaan Pengikut

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Kamis, 21 Jan 2021 11:46 WIB
Presiden AS Joe Biden dan istri
Foto: Instagram @drbiden
Jakarta -

Begitu Joe Biden diambil sumpahnya, akun Twiter Presiden AS diambil alih dari Donald Trump. Biden langsung di-follow jutaan orang.

Seperti diketahui President of The United States (POTUS) secara kelembagaan memiliki akun resmi di Twitter yaitu @POTUS. First Lady atau Ibu Negara punya akun resmi @FLOTUS.

Sebelumnya akun ini dikuasai Donald Trump dan Melania Trump. Namun dengan bergantinya pucuk pimpinan negara Amerika, berganti pula pemilik akunnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesuai kebijakan Twitter, follower @POTUS direset menjadi nol. Namun dipantau detikINET, Kamis (21/1/2021) akun @POTUS sudah diikuti 4,5 juta orang. Inilah postingan pertama Biden sebagai @POTUS:

ADVERTISEMENT


Akun @POTUS mendapat centang biru dan ditandai sebagai US government account. Hal serupa juga terjadi pada akun @FLOTUS yang kini dikuasai oleh Jill Biden. Dia sudah mendapatkan 1,1 juta follower.

Sebelumnya, Joe Biden sudah memiliki akun pribadi @JoeBiden. Setelah dia menang Pilpres AS, dirinya sempat membuat akun @PresElectBiden sebagai masa transisi pemerintahan. Akun baru ini pun sudah diumumkan kepada publik pada 15 Januari 2021.

Namun ketika dicek detikINET, akun ini sekarang sudah digabungkan menjadi @POTUS dan tidak terpisah lagi. Nampaknya, saat itu ditempuh langkah ini terkait kisruh dan duel medsos antara Biden dan Trump serta pendukungnya yang keras kepala tidak mau menerima hasil pemilu.

Sebelumnya, Biden dilantik sebagai presiden ke-46 Amerika Serikat pada Rabu (20/1) waktu setempat. Pelantikan ini tidak dihadiri oleh Donald Trump.

Dalam pidato pertamanya sebagai Presiden terpilih, Biden mengatakan demokrasi kita telah menang. Dia pun mengatakan akan banyak melakukan perbaikan, pemulihan, penyembuhan dan banyak yang akan diperoleh.

Joe Biden akan fokus untuk menangani pandemi COVID-19, yang kini telah merenggut kurang lebih 400 ribu nyawa di Amerika Serikat.




(fay/fyk)