Brian Acton adalah pendiri WhatsApp bersama sahabatnya, Jan Koum, sebelum resign dan pindah ke layanan pesaing, Signal. Statusnya sekarang adalah Executive Chairman Signal Foundation. Acton pun angkat bicara soal kontroversi aturan baru privasi di WhatsApp.
Tak cuma bergabung, Acton pun menggelontorkan dana puluhan juta dolar ke Signal agar semakin berkembang. Ia keluar dari WhatsApp di tahun 2017 lantaran kecewa dengan strategi monetisasi Facebook untuk WhatsApp dan juga terkait privasi user.
Acton mengakui masalah yang sekarang menerpa WhatsApp membuat Signal ketiban untung. Jumlah download Signal jadi meningkat secara signifikan di berbagai negara, bahkan ia sebut meledak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami gembira bisa membicarakan tentang privasi online dan keamanan digital dan orang-orang beralih ke Signal sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu," katanya seperti dikutip detikINET dari Tech Crunch, Rabu (13/1/2021).
"Ini adalah kesempatan besar buat Signal untuk bersinar dan memberikan orang pilihan serta alternatif. Dalam tiga tahun (jumlah pemakaian) pelan perkembangannya dan kemudian sebuah ledakan besar. Sekarang, roket sudah meluncur," katanya mengibaratkan.
Acton menilai WhatsApp bergulat dengan upaya monetisasi sembari berupaya tetap menjaga privasi user. Kebijakan baru WhatsApp yang baru digulirkan pun memicu kebingungan.
Di sisi lain, Acton mengklaim bahwa pada saat ini Signal berada di ranking atas App Store di 40 negara dan Play Store di 18 negara. Sedangkan sebagai upaya monetisasi atau menghasilkan uang, Acton menyebut Signal akan mengandalkan sumbangan dari para penggunanya, bukan iklan atau semacamnya.
"Andai Signal punya semiliar user, itu adalah 1 miliar donor. Apa yang harus kami lakukan adalah membuat Anda senang dengan Signal sehingga mau memberi 1 dolar. Satu-satunya cara untuk mendapat donasi adalah membangun produk inovatif dan menarik," papar Acton.
Mengenai WhatsApp, ia mengaku tidak meminta orang untuk berhenti menggunakannya. Ia punya visi misalnya agar Signal digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman dekat, dan WhatsApp untuk keperluan chat lainnya.
Baca juga: Belajar dari Jan Koum, Si Pencipta WhatsApp |
(fyk/fay)