Program kuota internet Kemendikbud menjadi andalan untuk belajar dari rumah di masa pandemi. Masyarakat meminta program ini dilanjutkan.
Itulah temuan dari survei bertajuk 'Bantuan Kuota Internet: Antara Polemik dan Persepsi Publik'. Survei ini diadakan Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) pada 7-11 Oktober 2020 kemarin.
Survei dilakukan kepada 1.000 responden di 34 provinsi di Indonesia dengan metode penarikan sampel multistage random sampling. Margin of error adalah 3,1% dengan tingkat kepercayaan 95%. Responden diwawancara telepon dengan pertanyaan kuisioner.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Eksekutif ASI, Ali Rif'an mengatakan publik menilai positif terhadap program kuota internet Kemendikbud. Mereka meminta program ini dilanjutkan pada tahun depan.
"80,5% masyarakat ingin supaya program bantuan kuota internet ini perlu dilanjutkan di tahun 2021," demikian rilis ASI yang diterima detikINET, Jumat (16/10/2020).
Bantuan kuota internet gratis dinilai 84,7% masyarakat sebagai langkah tepat di tengah wabah COVID-19, sedangkan 13,7% responden menilai tidak tepat. 85,6% Responden juga menilai kuota internet Kemendikbud meringankan beban ekonomi orangtua, pelajar dan mahasiswa dalam membeli paket internet. Sedangkan, 13,6% responden menjawab tidak meringankan.
63,2% Masyarakat mengatakan puas dengan kinerja Pusdatin dan Kemendikbud dalam menyalurkan bantuan kuota internet. Sedangkan ada 32,1% responden mengatakan tidak puas.
Para responden juga mereka juga memberikan sejumlah kritik dan usulan. Ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki oleh stakeholders terkait.
Kritikan itu adalah sinyal internet tidak stabil (23,8%), akses internet terbatas (16%), pembagian bantuan belum merata (13,3%) dan publik masih ada yang belum tahu (20%).
"Perlu dilakukan sosialisasi terus menerus terkait program bantuan kuota internet. Sebab berdasarkan survei, masih ada sekitar 20% publik yang masih belum tahu program tersebut," pungkasnya.
(fay/fyk)