Mantap, Aksara Daerah Nusantara Nanti Bisa Diakses Secara Digital
Hide Ads

Mantap, Aksara Daerah Nusantara Nanti Bisa Diakses Secara Digital

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 15 Okt 2020 20:30 WIB
Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) menggelar kompetisi pembuatan situs web berdomain aksara Jawa atau hanacaraka.
Ilustrasi aksara daerah yang terdigitalisasikan. Foto: Pandi
Jakarta -

Upaya mendigitalkan aksara daerah terus dilakukan, yang mana kali ini bertambah dengan diterimanya proposal pengajuan aksara Kawi oleh Unicode. Proposal pengajuan aksara Kawi tersebut dilakukan oleh pegiat aksara daerah.

Sebagai informasi, Unicode adalah standar dalam dunia komputer untuk pengkodean (encoding) karakter tertulis dan teks yang mencakup hampir semua sistem penulisan yang ada di dunia. Dengan Unicode, pertukaran data teks dapat terjadi secara universal dan konsisten.

Kaitannya dengan aksara, nantinya seluruh aksara Nusantara bisa diakses masyarakat lewat perangkat, seperti smartphone, komputer, laptop, layaknya aksara latin pada umumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT
Aksara daerah Nusantara bisa diakses masyarakat lewat perangkat, seperti smartphone, komputer, laptop, layaknya aksara latin pada umumnya.Aksara daerah Nusantara bisa diakses masyarakat lewat perangkat, seperti smartphone, komputer, laptop, layaknya aksara latin pada umumnya. Foto: Pandi

Setelah diterima proposal pengajuan aksara Kawi yang digalakkan oleh Aditya Bayu Perdana dan Ilham Nurwansah, artinya tinggal selangkah lagi aksara Kawi di rilis terbaru Unicode berikutnya.

"Masih banyak aksara daerah Indonesia yang belum terdaftar di Unicode, maka kami akan terus berupaya mendorong aksara-aksara daerah daerah itu bisa terdaftar di Unicode. Kemarin kami mengajukan aksara Kawi, untuk aksara lainnya menyusul setelahnya," ujar Ilham dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/10/2020).

Lebih lanjut, Ilham yang merupakan Staf Digital Repository of Endangered and Affected Manuscript in Southeast Asia (Dreamsea) PPIM UIN Jakarta menuturkan, dalam pengajuan aksara daerah ke unicode diperlukan pemahaman dalam hal spesifik teknis aksara.

"Tidak hanya punya kemampuan membaca dan menulis saja, tetapi harus paham spesifikasi teknis aksara yang akan diajukan untuk platform digital, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyusun atau buah proposal. Belum lagi, harus mengikuti uji kelayakan proposal yang diajukan di hadapan tim Unicode secara langsung," ungkapnya.

Seperti disampaikan Aditya, proposal preliminary (pendahulan) pernah diajukan oleh penulis asing pada 2012 silam. Namun sampai saat ini belum ada yang melanjutkannya, sehingga yang dilakukannya saat ini bersifat meneruskan dari apa yang dikerjakan sebelumnya.

Dalam penyusunan proposal aksara Kawi, Adi mengaku, beberapa mengalami kendala, mulai soal huruf, simbol yang perlu diberi contoh dan diberi asal-usulnya. Kemudian menjelaskan gambar aksara didapatkan dari prasasti mana, kemudian di simpan di mana, dan hal lainnya.

"Salah satu yang membuat aksara Kawi sulit adalah masa penggunaannya yang panjang," ucap Adit.

Menurut Adit, selama 800 tahun pemakaian aksara Kawi punya berbagai macam variasi langgam dan ortografi. Variasi ini dijabarkan dalam proposal dan ditambah referensinya. Kondisi ini mengharuskan menyusun potongan-potongan informasi dari berbagai sumber.

Akhirnya, pada Juli 2020, penggiat aksara daerah berhasil menyusun proposal aksara Kawi dan melewati dua kali proses "persidangan", yakni pada Agustus dan September 2020. Setelah dokumen lengkap pada proposal aksara Kawi diterima Unicode, kini tinggal menunggu pengesahan.

Disebutkan, bila tak ada halangan, maka tidak lama lagi code point aksara Kawi akan bisa digunakan pada platform digital di seluruh dunia.

Pengajuan proposal dan kabar baik terkait aksara Kawi yang akan digitalisasi ini diapresiasi Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi). Pandi sendiri sedang merancang Merajut Nusantara melalui digitalisasi aksara.

"Kami sangat menghargai upaya komunitas yang mendukung kegiatan digitalisasi aksara yang digagas oleh Pandi, sebagai bentuk komitmennya adalah sejak Oktober, Pandi sudah terdaftar sebagai salah satu member Unicode, agar lebih mudah memfasiltias komunitas pegiat aksara di Indonesia dalam menjalani komunikasi dengan Unicode," pungkasnya.