The Social Dilemma yang ditayangkan di Netflix bikin heboh lantaran menguak sisi gelap media sosial, terutama Facebook. Situs jejaring sosial terbesar dunia itu pun gerah dan angkat bicara bahwa apa yang digambarkan di Social Dilemma tidaklah tepat.
Pada intinya, film tersebut mungkin untuk pertama kalinya mengungkap bagaimana media sosial menggunakan algoritma canggih agar orang terus mengakses. Dibahas pula bagaimana medsos mempengaruhi pemilu, kekerasan etnis, depresi dan bunuh diri.
Setelah menyaksikannya, sebagian pemirsa mengaku langsung menghapus Facebook dan Instagram karena merasa ngeri. Facebook pun tidak tinggal diam dan melontarkan berbagai bantahan tentang The Social Dilemma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketimbang menawarkan tema tentang teknologi, film itu memberikan pandangan menyimpang tentang cara kerja media sosial untuk menciptakan kambing hitam terhadap masalah sosial yang sulit dan kompleks," cetus Facebook yang dikutip detikINET dari CNBC.
Menurut mereka, The Social Dilemma adalah dokumenter yang sensasional tentang media sosial. Padahal algoritma misalnya, diperlukan agar user melihat hal yang relevan dan berguna, sama seperti yang dilakukan layanan lain semacam Netflix, Amazon, Uber ataupun aplikasi kencan.
Namun demikian, berbeda dari layanan lain, algoritma Facebook seperti yang diungkap di The Social Dilemma menampilkan konten spesifik untuk ditampilkan sesuai keinginan, misalnya partai politik dan berita yang dinilai akan disukai user. Hal itu berpotensi membuat masyarakat makin terpolarisasi karena tidak diberikan pandangan lain di medsos.
Kembali ke bantahan Facebook, mereka menyebut timnya tidak didorong oleh keinginan agar user menghabiskan sebanyak mungkin waktu di Facebook. Bahkan pada tahun 2018, perubahan yang dilakukan diklaim menurunkan tingkat akses Facebook sampai 50 juta jam per hari.
Facebook mengakui membuat kesalahan sehingga memungkinkan campur tangan Rusia di pemilu 2016. Akan tetapi saat ini, mereka mengklaim sangat ketat dalam mencegah konten yang dapat merusak pemilu. Mereka juga membantah jadi penyebar informasi hoax.
"Gagasan bahwa kami mengizinkan misinformasi merebak di platform lain, atau bahwa kami diuntungkan dari konten ini, adalah salah," sebut Facebook. Untuk diketahui, saat ini The Social Dilemma merupakan salah satu tayangan yang masuk di jajaran trending Netflix.
(fyk/rns)