Bill Gates Ungkap Masalah Besar Setelah Vaksin Corona Ada
Hide Ads

Bill Gates Ungkap Masalah Besar Setelah Vaksin Corona Ada

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 15 Sep 2020 13:08 WIB
NEW YORK, NY - SEPTEMBER 27:  Bill Gates attends the Plenary Session: Investing in Prevention and Resilient Health Systems during the second day of the 2015 Clinton Global Initiatives Annual Meeting at the Sheraton New York Hotel & Towers on September 27, 2015 in New York City.  (Photo by JP Yim/Getty Images)
Bill Gates. Foto: Getty Images
Jakarta -

Vaksin Corona yang sedang digeber beberapa perusahaan farmasi ataupun universitas, sebagian sudah dalam tahap uji coba skala besar dan mungkin dapat tersedia di tahun 2021. Bill Gates pun mengamini bahwa vaksin Corona sudah ada tahun depan, tapi di sisi lain ada permasalahan besar.

Dalam wawancara terbaru, pendiri Microsoft yang mendanai pengembangan beberapa vaksin Corona lewat yayasannya ini cemas vaksin sulit tersedia pada kelompok warga berpendapatan rendah, terutama di negara-negara miskin.

Ia menyatakan, pertanyaan besar selanjutnya yang tengah dipikirkan yayasannya adalah bagaimana memproduksi dan mendistribusikan vaksin pada mereka yang paling membutuhkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak seharusnya hanya negara-negara kaya yang memenangi perang tawar menawar. Kesalahan soal alokasi vaksin akan menyebabkan tambahan kematian yang dramatis," kata dia, seperti dikutip detikINET dari CNBC.

Negara-negara kaya termasuk Amerika Serikat, Jepang dan Inggris, telah memesan lebih dari 2 miliar dosis vaksin Corona, yang bisa saja membatasi suplai. Untungnya ada upaya internasional untuk memastikan negara yang lebih miskin dapat mengakses vaksin Corona untuk penduduknya.

ADVERTISEMENT

Penelitian dari Northeastern University memprediksi angka kematian bisa terus bertambah jika negara kaya memonopoli 2 miliar vaksin tahap pertama. Pandemi ini telah pula berdampak lebih besar pada kelompok minoritas dan mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrim.

"Pandemi ini, hampir dalam segala dimensi, membuat ketidaksetaraan memburuk. Negara-negara miskin jauh menderita ketimbang negara-negara kaya karena kekurangan sumber daya fiskal," tutur Gates.

Dia juga menambahkan banyak pekerja di negara-negara berkembang atau miskin tidak bisa bekerja dari rumah semudah di negara kaya dan secara umum dibayar lebih rendah.

Sebagai salah satu solusi, Yayasan Bill & Melinda Gates Foundation beberapa waktu silam telah menyatakan dukungan pada produsen vaksin terbesar di dunia, Serum Institute of India, untuk memberikan 100 juta dosis vaksin Corona pada negara-negara miskin dan berkembang.

Kabar baiknya, sesuai peruntukannya, vaksin Corona itu diusahakan murah harganya, kurang dari USD 3 atau Rp 44,2 ribu. Yayasan Bill Gates akan menggelontorkan dana USD 150 juta untuk membantu pembuatan dan distribusi, saat vaksin Corona yang manjur sudah didapatkan.




(fyk/rns)