Dalam memerangi konten film bajakan marak tersedia di internet, Hooq menyediakan tarif langganan murah dan berlaku harian.
Hooq menawarkan masa langganan Rp 3.500 untuk per hari, Rp 24 ribu per minggu, dan Rp 69 ribu per bulannya.
Country Head Hooq Indonesia Guntur Siboro tak memungkiri situs film bajakan itu mati satu tumbuh seribu. Upaya pemblokiran yang dilakukan pemerintah, jadi solusi untuk sementara ini dalam memerangi pemalsuan konten original.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesadaran di industri ini harus didukung. Generasi muda yang kerja, cari yang bayar. Kalau yang belum kerja cari yang gratisan. Penentuan harga itu penting, masa mau korbankan industri dengan Rp 100 ribu per bulan, bahkan di Hooq Rp 3.500 per hari. Masa nggak bisa dorong industri dengan nonton cari yang legal," tutur Guntur di Jakarta, Senin (27/1/2020).
Untuk menggenjot pelanggan, Hooq bekerjasama dengan Indosat Ooredo lewat Buy 1 Get 3, di mana pelanggan operator seluler tersebut mendapatkan masa langganan tiga kali lebih lama jika melakukan pembayaran melalui pemotongan pulsa.
Misalnya, masa langganan per hari akan dilipatkan menjadi tiga hari. Begitu juga yang langganan mingguan jadi total 21 hari dan bulanan jadi 90 hari. Kendati dilipatkan, harga yang dibebankan masih sama alias tidak berubah.
Guntur mengatakan konten yang berkualitas salah satunya karena dukungan dari pelanggan yang mau merogoh koceknya.
"Konten itu ada dua modelnya, didanai pelanggan atau iklan. YouTube itu didanai iklan. Konten yang berkualitas itu biasanya didanai oleh pelanggan," ungkap dia.
(fyk/fay)