Buka-bukaan Pendiri WhatsApp yang Bikin Facebook Murka
Hide Ads

Buka-bukaan Pendiri WhatsApp yang Bikin Facebook Murka

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 28 Sep 2018 15:43 WIB
Buka-bukaan Pendiri WhatsApp yang Bikin Facebook Murka
Brian Acton. Foto: Reuters
Jakarta - Brian Acton, pendiri WhatsApp, telah meninggalkan Facebook sejak akhir 2017. Namun mendadak dia buka-bukaan soal berbagai alasan kenapa dia memutuskan mundur dari sana.

Facebook adalah pemilik WhatsApp setelah mengakuisisinya senilai USD 21 miliar pada tahun 2014. Acton dan Jan Koum, pendiri WhatsApp yang lain, pun bergabung ke jejaring sosial terbesar di dunia itu.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, Acton belum lama ini mengumbar berbagai cerita soal Facebook dan membuat petinggi perusahaan itu murka. Begini kisah lengkapnya.

1. Serukan Hapus Facebook

Foto: Business Insider
Brian Acton ikut nimbrung ketika mencuat kasus data 50 juta pengguna Facebook dimanfaatkan perusahaan bernama Cambridge Analytica, untuk mempengaruhi pemilu Amerika Serikat.

Dalam cuitan di Twitter bulan Maret lalu, Acton terang-terangan mengatakan, ini adalah saat yang tepat untuk 'memboikot' jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu. "Sudah saatnya," tulisnya singkat, dengan disertai tagar #deletefacebook.

Entah mengapa Acton seakan membenci Facebook sekarang ini. Mungkin ia memang gerah karena jejaring sosial itu kadang abai soal privasi para penggunannya.

Dari sini sudah terlihat bahwa Acton sudah tak memiliki hubungan baik dengan perusahaannya. Namun saat itu, belum terungkap detail alasan kenapa dia sampai meninggalkan Facebook.

2. Tolak Rp 12 Triliun dari Facebook

Foto: Reuters
Belum lama ini, Acton mendadak turun gunung melakukan wawancara dengan Forbes yang membahas berbagai alasan ia keluar dari Facebook. Dia rupanya menyesal karena merasa mengorbankan privasi user dan membiarkan WhatsApp dirasuki iklan, setelah Facebook membelinya.

Facebook tentu ingin investasinya yang sangat besar pada WhatsApp bisa kembali. Maka beragam cara monetisasi pun dilakukan oleh jejaring sosial terbesar di dunia itu, termasuk dengan iklan. "Pada akhirnya, aku menjual perusahaanku. Aku menjual privasi user. Aku membuat pilihan dan berkompromi. Dan hal itu selalu mengusikku setiap hari," sebut Acton.

Acton pun memutuskan lengser dari Facebook karena tak setuju dengan metode monetisasi WhatsApp. Tak cuma itu, dia tidak mengambil jatah saham senilai USD 850 juta atau di kisaran Rp 12 triliun. Padahal cara mendapatkannya mudah saja.

Jika Acton tetap jadi pegawai Facebook selama beberapa bulan lagi, dia bisa memperolehnya. Tapi mungkin karena sudah kadung kecewa, Acton pergi begitu saja.

3. Buka-bukaan Soal Kelakuan Facebook

Foto: GettyImages
Prinsip Brian Acton dan Jan Koum, memang bertolak belakang dari Facebook soal iklan. Brian dan Koum benci dengan iklan sedangkan Facebook membangun kerajaan bisnisnya melalui iklan. Kedua pendiri itu juga sangat mementingkan privasi user. Sedangkan Facebook bahkan telah tersandung skandal penyalahgunaan data user di kasus Cambridge Analytica.

Tapi prinsip itu jadi pudar karena bagaimanapun, Facebook tentu ingin menghasilkan uang dari WhatsApp. Facebook memutuskan akan memonetisasi WhatsApp dengan dua cara. Pertama, memajang targeted ads di fitur status, yang bikin Acton kecewa. Kemudian kedua, Facebook ingin menjual tool untuk pebisnis yang memungkinkan mereka berhubungan dengan pengguna WhatsApp tertentu.

Soal monetisasi ini, Acton mengusulkan user WhatsApp membayar jika sudah menghabiskan jatah mengirim pesan gratis dalam jumlah tertentu. "Dengan ini, tidak perlu kekuatan penjualan yang besar. Ini adalah bisnis sederhana," kata dia.

Tapi usulan Acton ditolak oleh Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg dengan alasan metode itu tidak akan menghasilkan banyak uang. Pertentangan itulah yang menjadi salah satu alasan Acton akhirnya memutuskan mundur dari Facebook.

4. Tak Begitu Kenal Zuckerberg

Foto: Getty Images/Justin Sullivan
Setelah WhatsApp dibeli Facebook di tahun 2014, praktis sang kedua pendiri Brian Acton dan Jan Koum bergabung di bawah naungan jejaring sosial raksasa itu. Dan sudah tentu mereka kadang bertemu dengan Mark Zuckerberg, sang pendiri dan CEO Facebook.

Tapi Acton yang telah keluar dari Facebook pada akhir 2017, mengaku kurang begitu mengenal Zuck, yang bahkan ia sebut that guy. "Aku tidak bisa berkata banyak hal pada kalian tentang orang itu," kata Acton yang dikutip detikINET dari Forbes.

Acton ingat dalam salah satu pertemuan mereka, Zuck menganggap WhatsApp, meskipun diberikan independensi oleh Facebook, tetaplah sebuah produk seperti halnya Instagram.

Zuck mungkin frustrasi pada Acton dan Koum. Pasalnya keduanya benci dengan iklan, padahal Facebook besar karena mampu membangun jaringan iklan kelas dunia. Maka ia jalan terus dengan rencana monetisasi iklan di WhatsApp. Tak pelak, hubungan Zuck dan Acton tak pernah akrab.

5. Ungkap Kisah di Balik Pembelian WhatsApp

Foto: DW (News)
tahun 2014, ada 2 hal menurut Acton, yang membuat Zuck mengambil langkah seribu untuk mencaplok WhatsApp. Pertama, ada kabar bahwa Google juga sangat berminat pada WhatsApp. Bahkan Zuck mendengar jika Acton dan Koum sudah diundang ke markas Google di Mountain View untuk membicarakan soal itu.

Kedua, Zuck membaca laporan yang menganalisa valuasi WhatsApp sehingga membuatnya makin berminat. Maka Zuck segera menawari Koum dan Acton sejumlah besar uang yang susah ditolak.

Mereka pun membuat kesepakatan di kantor pengacara WhatsApp. Acton berkata saat itu Zuck sangat mendukung rencana WhatsApp tentang penerapan enskripsi untuk melindungi privasi user serta berjanji Facebook tidak akan memonetisasi WhatsApp dalam 5 tahun sesudahnya.

"Dia datang dengan sejumlah besar uang dan membuat penawaran yang tidak bisa kami tolak," kata Acton. WhatsApp akhirnya jatuh dalam cengkeraman Facebook. Dan rencana monetisasi WhatsApp terjadi lebih cepat dari janji Zuck yang membuat Acton kecewa dan meninggalkan perusahaannya.

6. Disebut Bos Facebook Orang Rendahan

Foto: istimewa
David Marcus, Vice President of Messaging Products Facebook, mengatakan tak banyak perusahaan mempertahankan para pendiri dari unit bisnis yang diakuisisinya. Ia mengambil contoh Kevin Systrom dan Mike Krieger, dua pendiri Instagram, yang bertahan di Facebook selama enam tahun.

"Alasannya adalah Mark (Zuckerberg) melindungi para founder secara pribadi dari permintaan mereka yang bisa saja membuat perusahaan besar lainnya frustrasi," tulisnya dalam laman Facebook pribadinya.

Salah satunya adalah ketika WhatsApp minta desain kantor sangat berbeda. Mereka meminta meja yang lebih besar, kebijakan untuk tidak berbicara keras di dalam ruangan, dan ruang konferensi yang tidak memperbolehkan karyawan Facebook masuk ke dalamnya. Hal ini pun sempat membuat para pegawai Facebook jengkel. Walau begitu, Zuckerberg tetap mendukung permintaannya itu.

Selain itu, soal enkripsi WhatsApp, Marcus mengatakan bahwa Zuck menjadi sosok yang mendukung dan memastikan jika aplikasi berbagi pesan instan ini memang mendukung privasi penggunanya. Kemudian, ia juga mengungkapkan bahwa salah satu pria terkaya di dunia ini telah melindungi model bisnis WhatsApp dalam jangka waktu yang lama.

Terakhir, Marcus menyebut jika Acton adalah kelas rendahan."Saya melihat orang yang menyerang perusahaan dan orang di dalamnya yang membuatnya menjadi seorang miliarder adalah orang yang berkelas rendah. Ini benar-benar standar baru untuk orang kelas rendahan," tulisnya.

Halaman 2 dari 7
(fyk/rns)