Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, mengatakan untuk urusan dunia maya, pihaknya terus berupaya agar menjaga masyarakat tidak terpapar konten negatif.
"Kami minta kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Dari dunia nyatanya ada Polri, Densus 88, BNPT bergerak semua. Sedangkan dari dunia mayanya kami bergerak dengan data-data," ujar Rudiantara di Gedung Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa (15/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kominfo telah berkoordinasi dengan para perusahaan teknologi, yakni Facebook, Google, Twitter, dan Telegram agar turut mencegah penyebaran konten-konten radikalisme dan terorisme di platform mereka.
Sementara, untuk urusan situs, kali ini Kominfo meningkatkan pencarian konten negatif melalui mesin AIS jadi setiap dua jam sekali. Hal itu dilakukan untuk mengais konten negatif di dunia maya, khususnya yang berhubungan dengan terorisme.
"Kalau situs, Kominfo punya kemampuan yang cepat. Saya sudah perintahkan setiap dua jam sekali dilakukan pengaisan di situs. Jadi, kasih keyword-nya, dua jam sekali keluar, blok. Dua jam lagi, keluar, blok. Terus saja begitu," tuturnya.
Kendati begitu, Menkominfo juga tetap mengimbau kepada masyarakat bila menemukan konten yang meresahkan di internet, maka bisa melaporkan ke aduan konten yang dimiliki oleh Kominfo, baik melalui situs, email, dan nomor WhatsApp.
"Kadang-kadang dilakukan monitoring, ada juga yang lolos karena individu, itu bisa dilaporkan ke aduan konten," kata pria yang disapa Chief RA.
![]() |
Yuk tonton juga video #KamiTidakTakutTeroris Menggema di Media Sosial
(agt/afr)