Lebih lanjut, IDC mengungkapkan teknologi adalah kunci pada tahun ini dan seterusnya dalam membuat keputusan strategis dan tetap terdepan dalam ekosistem digital yang selalu berubah.
Head of Consulting IDC Indonesia Mevira Munindra mengatakan belanja modal pada tahun ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun lalu. Kebutuhan hardware masih menjadi kebutuhan bagi korporasi dalam memperkuat bagian digitalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adanya alokasi belanja untuk TIK ini merupakan langkah perusahaan untuk transformasi digital. Terlebih di samping itu, Indonesia juga berpotensi menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang valuasi pasarnya mencapai USD 130 miliar pada tahun 2020 nanti.
IDC mendorong perusahaan untuk meningkatkan dan mempercepat inovasi dengan transformasi digital guna mencapai skala makro ekonomi di Indonesia.
Meskipun ada inisiatif yang dijalankan Pemerintah Indonesia, seperti gerakan nasional 1.000 startup digital, peta jalan e-commerce, kurangnya infrastruktur dan keterbatasan talenta tetap menjadi tantangan untuk mempercepat transformasi digital di antara perusahaan lokal.
"Hanya ada 8% perusahaan lokal yang melakukan perjalanan transformasi digital dan mendapatkan keuntungan penuh dari transforamsi digital. Enterprise di indonesia masih dalam tahap mengeksplorasi potensi teknologi dan model bisnis," kata Mevira.
"Pemimpin bisnis harus mengerti bahwa untuk memimpin di perusahaan transformasi digital. Enterprise harus memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang dan dengan cepat mengintegrasikannya ke dalam strategi organisasi mereka saat mereka berevolusi," pungkasnya. (jsn/rou)